Close Menu
tahukediri.idtahukediri.id
    What's Hot

    Sowan ke Pondok Lirboyo Kediri, Chairul Tanjung Minta Maaf atas Tayangan “Xpose Uncensored”

    23 Oktober 2025 - 19:17

    Ledakan Keras Gegerkan Warga Mojoroto Kediri, Ternyata Berasal dari Ini

    23 Oktober 2025 - 18:23

    Ambulans RSUD SLG Kediri Kecelakaan di Tol Jombang – Mojokerto Saat Bawa Pasien Rujukan ke Surabaya

    23 Oktober 2025 - 06:51
    Facebook X (Twitter) Instagram
    tahukediri.id
    • Beranda
    • News
    • Travel
      • Wisata
      • Kuliner
      • Seni & Budaya
    • Multimedia
      • Foto
      • Video
    • Tentang Kami
    • Kontak
    • Arsip
    Facebook X (Twitter) Instagram
    tahukediri.idtahukediri.id
    Home»Kuliner»Menilik Sejarah Kampung Tahu Warga Pribumi di Kota Kediri, Lahir 1954 dari Siasat Markam

    Menilik Sejarah Kampung Tahu Warga Pribumi di Kota Kediri, Lahir 1954 dari Siasat Markam

    Kuliner 6 Maret 2025 - 14:05
    WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Pinterest Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Kediri (tahukediri.id) –  Puluhan perajin tahu berjajar di sepanjang gang kecil sekitar 2 kilometer di Kelurahan Tinalan, Kota Kediri. Berbeda dengan mereka yang berada di kawasan pecinan, jalan Yos Sudarso, Kampung Tahu ini dibangun warga Pribumi sejak 1954.

    “Berdirinya tahu yang saat ini dikenal dengan Kampung Tahu ini sebenarnya sudah lama sekali. Mulai ada tahu di sini itu sekitar tahun 1954,” kata Jamaludin, Ketua Paguyuban Kampung Tahu. Dia merupakan generasi ketiga dari kakeknya.

    Ya, Kampung Tahu lahir dari kakek Jamaludin, Markam dari Tulungagung. Dia merantau ke kampung itu karena ekonomi.

    Sebelum memulai jualan tahu, Markam berjualan tempe gembos berbahan dasar ampas tahu. Namun, itu hanya siasat Markam untuk mencari tahu cara membuat tahu dari warga Tionghoa di kawasan pecinan.

    “Tahu ini ada dua versi, pertama dari warga Tionghoa dan yang kedua versi dari warga Pribumi. Pada saat itu mencari tahu soal tahu Tionghoa kan sulit, karena memang pada waktu itu tidak boleh masuk. Akhirnya kakek saya istilahnya pada waktu itu untuk cari tahu soal tahu di Kota Kediri ini dengan jaualan tempe dulu. Tempe gembos dari ampas tahu, akhirnya bisa masuk ke lokasi, tempat produksinya, ooo caranya buat tahu itu seperti ini, seperti itu,” tambah Jamal. Mulailah Jamal mencoba membuat tahu.

    Sejak saat itu, Markam mengajak teman-teman, adik dan keponakannya dari Kota Marmer untuk membuat tahu dengan gilingan batu. Dia mengotak-atik sendiri metode pembuatan tahu tersebut.

    Awalnya, Markam menjual tahu putih atau tahu sayur dengan berkeliling menggunakan sepeda onthel ke kampung-kampung. Aktivitas itu dilakukan selama bertahun-tahun sebelum akhirnya berubah ke tahu kuning atau yang dikenal dengan tahu takwa, yang kini menjadi ikon Kota Kediri.

    Takwa sendiri berasal dari nama Suku Hokkian yang bermukim di Kediri saat itu, namanya ‘Kwa’. Karena pelafalan yang sulit warga Kediri menyebutnya Takwa. Sementara warna kuning berasal dari kunyit.

    Jamaludin mulai bergelut dengan tahu sejak 1994. Dia mewarisi bisnis kakek dan orang tuanya.

    Awalnya dia menitipkan dagangannya di agen pusat oleh-oleh jalan Yos Sudarso yang juga dikenal dengan pusatnya tahu dari Tionghoa di Kediri. Hingga akhirnya Jamal berdiri sendiri dengan merk Tahu Takwa 99, dengan bimbingan Pemerintah Kota Kediri saat itu.

    “Karena perbedaannya sangat jauh dari saya perajin dengan harga jual di sana akhirnya saya memutuskan untuk menjual sendiri, dan akhirnya berkembang sampai saat ini,” terang Jamal.

    Kini banyak orang mengenal Kampung Tahu. Berbeda dengan pusat oleh-oleh di kawasan pecinan, di sini wisatawan bisa merasakan sensasi melihat langsung proses produksi pembuatan tahu.

    Proses Pembuatan Tahu Takwa

    Tahu di buat dari kedelai-kedelai pilihan. Pembuatannya diawali dengan merendam kedelai itu di dalam air selama sehari semalam. Kedelai kemudian dicuci bersih dan digiling hingga berbentuk bubur tahu.

    Bubur tahu kemudian di masak dalam kuali besar dengan api dari kayu bakar hingga mengental. Biasanya sekitar 15 menit tergantung api.

    Selanjutnya bubur tahu yang sudah dimasak disaring untuk memisahkan ampas kulit dan sari kedelai. Sisa ampas lalu dibuang. Sementara sari kedelai tersebut dilakukan fermentasi.

    Dari proses itu terbentuklah endapan atau gumpalan tahu yang kemudian dicetak kotak-kotak dengan alat cetak pres untuk benar-benar menghilangkan airnya. Agar tahu lebih padat dan tidak mudah hancur.

    Setelah tahu putih terbentuk, kemudian direbus menggunakan kunyit sehingga jadilah warna kuning pada tahu takwa.

    Sejarah Tahu di Kediri

    Imam Mubarok, sejarawan Kediri mengatakan, tahu merupakan salah satu produk yang dibawa oleh warga Tiongkok melalui jalur rempah di Sungai Brantas sepanjang 320 Kilometer, dimana salah satu lintasannya berada di Kediri.

    Menurut pria yang akrab disapa Gus Barok itu, pusat perdagangan di masa itu ada di Jongbiru sebagai pelabuhannya.

    “Di era itu banyak pedagang-pedagang dari Cina, penulis sejarah dari Cina datang ke Kediri. Salah satunya mereka membawa produk yang sebenarnya mereka buat di Cina yakni Tahu atau Tofu,” kata Gus Barok.

    Salah satu warga Tiongkok yang mengawali berdirinya pabrik tahu di Kediri adalah Lauw Soe Hoek atau disebut Bah Kacung.

    Pabrik tahu Bah Kacung yang dirintis sejak tahun 1912 itu masih eksis dari generasi ke generasi. Lokasinya berada di Jalan Trunojoyo, Kelurahan Pakelan Kota Kediri.

    Tak hanya tahu takwa, saat ini tahu sudah diolah dengan beragam olahan seperti stik tahu, tahu walik, coklat tahu dan beragam olahan lainnya. ***

    Kampung Tahu Kota Kediri
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleTaman Sekartaji Kota Kediri: Ruang Hijau yang Nyaman dan Penuh Fasilitas
    Next Article Masuk Desa Pesing di Kediri Ini Kamu Tidak Perlu Tutup Hidung, Nggak Bau Kok!

    Info Lainnya

    Golkar Kota Kediri Peringati HUT ke-61 dengan Doa dan Tabur Bunga di Taman Makam Pahlawan

    20 Oktober 2025 - 19:22

    Resmikan SPPG Ngampel, Gus Qowim : Kediri Target Nol Stunting Dukung Program MBG Presiden

    2 Oktober 2025 - 15:54

    Kediri Jadi Rujukan Nasional: Bongkar Rahasia Pengelolaan DBHCHT yang Efektif dan Transparan

    2 Oktober 2025 - 15:47

    7.900 Kasus Pernikahan Tak Tercatat di Kediri Jadi Sorotan, Dispendukcapil Gandeng Lintas Sektor

    2 Oktober 2025 - 15:38

    Musda XI Partai Golkar Kota Kediri, Ketua DPD Jatim Berharap Ini

    27 September 2025 - 06:40

    Kendala Penyaluran Bansos PKH Plus Tahap 3 di Kota Kediri

    18 September 2025 - 08:28
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner

    Info Menarik!

    Sowan ke Pondok Lirboyo Kediri, Chairul Tanjung Minta Maaf atas Tayangan “Xpose Uncensored”

    23 Oktober 2025 - 19:17

    Ledakan Keras Gegerkan Warga Mojoroto Kediri, Ternyata Berasal dari Ini

    23 Oktober 2025 - 18:23

    Ambulans RSUD SLG Kediri Kecelakaan di Tol Jombang – Mojokerto Saat Bawa Pasien Rujukan ke Surabaya

    23 Oktober 2025 - 06:51

    Kejari Kabupaten Kediri Banding atas Vonis 3 Tahun Terdakwa Korupsi Jual Beli Tanah PTPN X

    22 Oktober 2025 - 18:23

    Bupati Kediri Janjikan Lanjutkan Insentif Guru Madin di Momen Hari Santri Nasional 2025

    22 Oktober 2025 - 15:07
    © 2025 TahuKediri.ID | serba tahu soal Kediri

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.