[fotoKediri (tahukediri.id) – Candi Tegowangi merupakan wisata sejarah Kediri yang menarik untuk dikunjungi, bukan hanya reliefnya yang cantik tetapi juga terdapat beragam kisah di setiap ukiran reliefnya.
Tak heran jika pengunjung Candi Tegowangi bukan hanya berasal dari Kediri dan sekitarnya saja tetapi bahkan dari luar negeri juga.
Lokasi yang luas dan banyak pepohonan rindang juga menjadi salah satu alasan pengunjung betah berlama-lama di lokasi bersejarah ini.
Bu Sumariah, petugas dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Kediri menyebutkan pengunjung Candi Tegowangi ini lumayan ramai tahun 2025 ini. Tercatat setiap bulannya bisa mencapai 3.000 hingga 4.000 pengunjung, kecuali pada bulan puasa yang hanya mencapai 470 pengunjung (tidak termasuk warga lokal).
“Dari luar negeri banyak mbak. Kemarin itu dari Malaysia rombongan ada 5 orang. Dari Kampung Inggris banyak juga. Kalau Kampung Inggris rame, disini rame juga. Bisa 13, 14 kereta juga,” kata Bu Sumariah.
Daya Tarik Candi Tegowangi
1. Terdapat Kisah di Setiap Reliefnya
Secara garis besar relief Candi Tegowangi menceritakan tentang kisah Sudamala atau Pangkuatan dimana Dewi Uma istri dari Batara Guru atau dikenal dengan Dewa Siwa dikutuk menjadi raksasa dengan gelar Dewi Durga.
Untuk menjadi putri kembali, Dewi Uma diminta untuk diruwat oleh Sadewa. Mulanya Sadewa tidak mau hingga Batara Guru datang ke bumi dan meminta langsung kepada Sadewa untuk meruwat istrinya dan akhirnya bisa menjadi putri kembali.
Relief tersebut juga menggambarkan kehidupan masyarakat pada masa itu mulai dari bertani, beternak hingga orang yang mempunyai katuranggan dan cerita pewayangan yang dipercaya pada masa itu.
2. Spot Foto Prewedding
Candi Tegowangi memiliki bentuk bujur sangkar dengan relief yang cantik disetiap suudutnya menghadap ke arah dengan luas 11,20 m dan tinggi sekitar 4,29.
Dari pantauan reporter tahukediri.id Kamis (8/5/2025) lokasi Candi Tegowangi juga dijadikan salah satu spot foto prewedding dengan kostum ala kerajaan.
3. Fasilitas
Lokasi Candi Tegowangi tak hanya rindang tetapi juga dilengkapi dengan fasilitas pendukung seperti gazobe, toilet hingga jajanan yang bisa dinikmati selagi bersantai.
Sejarah Candi Tegowangi
Candi Tegowangi berdiri pada tahun 1.400 masehi. Candi ini merupakan pendarmaan dari dari Bhre Matahun, ipar Raja Hayam Wuruk yang dikenal dengan Rajaswardhana.
Raja Bhre Matahun meninggal pada taun 1.388 masehi, lalu 12 Tahun kemudian barulah dibangun candi ini. Candi ini merupakan makam Raja Bhre Matahun.
“Sebenarnya namanya bukan Candi Tegowangi mbak, tapi Candi Kusumapura karena berada di Desa Tegowangi kemudian diganti menjadi Candi Tegowangi,” jelas Bu Sumariah.
Candi Tegowangi ini merupakan candi hindu peninggalan Majapahit. Namun sayangnya candi ini tidaklah selesai atau hanya masih berupa kakinya saja lantaran pada masa itu terjadi peperangan antaran Hindu dan Islam.
“Karena ada peperangan jadi nggak bisa jadi. Belum tuntas trus melarikan diri itu mbak. Masa itu, masa transisi antara Hindu dan Islam. Kerajaan Islam kan nggak menyelesaikan peninggalan hindu itu,” terangnya.
Candi Tegowangi berlokasi di Desa Tegowangi, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri. Jika dari Kota Kediri jaraknya kurang lebih 24 km. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti