Kediri (tahukediri.id) – Ikatan Istri Dokter Indonesia (IIDI) Kota Kediri kembali menunjukkan kiprahnya dalam mendukung kesehatan masyarakat, terutama melalui program penurunan angka stunting dan penyuluhan gizi bagi remaja dan ibu rumah tangga. Organisasi ini menegaskan perannya tidak sebatas sebagai pendamping para dokter, melainkan bagian aktif dari gerakan kesehatan komunitas.
Ketua IIDI Kota Kediri yang baru dilantik, Diana Herawati Yudi, menegaskan bahwa keluarga dokter harus menjadi contoh dalam menjalani pola hidup sehat serta penggerak dalam meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi. Ia menyampaikan hal itu dalam seremoni pengesahan pengurus IIDI masa bakti 2025–2028 di Gedung Dinas Kesehatan Kota Kediri, Selasa (17/6/2025).
“Kami ingin keluarga dokter menjadi teladan dalam pola hidup sehat dan penggerak kesadaran pentingnya gizi. Kami juga akan aktif menjalin sinergi dengan organisasi perempuan lainnya yang punya visi serupa,” kata Diana.
Program utama IIDI dalam masa kepemimpinannya adalah kampanye pencegahan stunting yang menyasar remaja putri jenjang SMP dan SMA, komunitas ibu rumah tangga di lingkungan RT-RW, serta keluarga dengan risiko gizi buruk.
“Kegiatan nyata yang kami lakukan selama ini mencakup pembagian tablet tambah darah, makanan sehat, serta edukasi pentingnya asupan gizi sejak dini, termasuk pembinaan budi pekerti dan pencegahan kekerasan,” imbuh Diana.
Dalam pelaksanaannya, IIDI tidak bekerja sendiri. Mereka aktif berkolaborasi dengan Puskesmas, sekolah, pesantren, dan karang taruna. Di wilayah utara Kota Kediri, misalnya, mereka telah melaksanakan edukasi di kelas ibu hamil, kelompok balita, serta program keluarga cantik sebagai upaya membangun ketahanan kesehatan dari lingkup keluarga.
Selain menyasar komunitas keluarga, IIDI juga menjangkau kelompok masyarakat pekerja. Aksi sosial berupa pembagian makanan sehat dilakukan di sejumlah titik, seperti stasiun, tempat pembuangan akhir (TPA), dan area publik lainnya. Sasaran mereka termasuk porter, petugas kebersihan, penjaga palang pintu kereta, hingga pemulung.
“Kami percaya, edukasi kesehatan harus menjangkau semua kalangan, tanpa terkecuali,” jelas Diana.
Pada bulan Agustus mendatang, IIDI Kota Kediri akan ambil bagian dalam Bulan Bhakti IIDI, sebuah program nasional yang rutin digelar sejak 2018 sebagai momen penguatan kegiatan sosial terstruktur di seluruh Indonesia.
Ketua IIDI periode sebelumnya, Madu Sari Heru, menyampaikan rasa syukurnya atas kepercayaan yang diberikan selama masa jabatannya. Ia berharap kepemimpinan baru dapat melanjutkan capaian positif dan memperluas dampak organisasi di masyarakat.
“Saya yakin, di tangan Ibu Diana dan pengurus baru, IIDI akan terus tumbuh menjadi organisasi yang memberi manfaat nyata. Semoga semangat kebersamaan terus dijaga,” ungkapnya.
Dukungan juga datang dari Pemerintah Kota Kediri. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Drs. Mandung Sulaksono, menyampaikan apresiasinya terhadap peran organisasi perempuan dalam mendukung percepatan penurunan stunting.
“Saat ini angka stunting di Kota Kediri berada di 5,65 persen, dengan 740 balita dari total 13.087. Jika seluruh organisasi wanita bergerak bersama, saya yakin angka itu bisa kita tekan jauh lebih rendah,” tegas Mandung. ***