Kediri (tahukediri.id) – Pemerintah Kota Kediri terus menggencarkan upaya pencegahan stunting, termasuk di Kelurahan Burengan, Kecamatan Pesantren. Berkat intervensi terpadu, wilayah ini mencatat penurunan kasus stunting yang signifikan.
Lurah Burengan, Adi Sutrisno, menyampaikan bahwa angka stunting yang sebelumnya tercatat sebanyak 20 kasus pada 2022, kini berkurang menjadi 14 kasus pada 2025. Ia menjelaskan bahwa kunci penanganan berada pada penguatan peran Posyandu Integrasi Layanan Primer (ILP) yang diarahkan untuk mencakup enam bidang dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM), yakni pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, perumahan, sosial, serta ketentraman dan perlindungan masyarakat (Trantibum Linmas).
Di wilayahnya, terdapat 10 posyandu aktif yang digerakkan oleh sekitar 100 kader kesehatan.
“100 orang ini kader semua belum termasuk bidan atau tenaga kesehatan dari puskesmas,” ujar Adi, Kamis, 19 Juni 2025.
Upaya pencegahan juga dilakukan melalui program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) di posyandu, serta kunjungan rumah oleh kader untuk memantau kondisi balita dan memberikan layanan kesehatan.
Adi menambahkan, para kader juga menjalin koordinasi dengan calon pengantin (catin) dan melibatkan Perencanaan Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (P3MK).
“Kalau ada catin, kader kesehatan posyandu akan mengarahkan untuk melakukan vaksin ke puskesmas,” kata Adi.
“Pemantauan juga dilakukan mulai sebelum menikah, hamil muda, hingga nanti melahirhan sehingga harapannya dapat menekan angka stunting,” imbuhnya.
Meski begitu, masih terdapat tantangan berupa minimnya koordinasi dari warga yang sedang hamil dengan kader kesehatan.
Kondisi tersebut membuat kerja sama antara kader dan ketua RT menjadi krusial untuk memperkuat pemantauan warga.
“Nantinya, pemantauan ini juga menjadi upaya kader kesehatan untuk screening sehingga kesehatan masyarakat dan balita tentunya, diharapkan lebiu baik lagi,” pungkasnya. ***