Kediri (tahukediri.id) – Warga Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, mengeluhkan keterlambatan distribusi gas LPG ukuran 3 kilogram yang terjadi cukup sering dalam beberapa waktu terakhir. Kondisi ini membuat harga LPG melon di pasaran tidak merata dan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.
Ridwan, warga asal Tertek, Kecamatan Pare menceritakan pengalamannya saat berbincang dengan ibu-ibu di sebuah warung pada Selasa malam, 21 Juli 2025. Ia mendapati ada warga yang membeli dua tabung gas LPG 3 kg dengan harga berbeda, yakni Rp22.000 dan Rp24.000 per tabung.
Untuk diketahui, harga eceran tertinggi (HET) gas elpiji (LPG) yang ditetapkan pemerintah melalui agen resmi adalah Rp18.000. Namun di tingkat pengecer, harga umum berada di kisaran Rp20.000.
Menurut Ridwan, fenomena keterlambatan distribusi LPG subsidi ini seolah menjadi masalah yang hanya terjadi di Pare. Ia mengaku telah membandingkan dengan wilayah lain di Kediri, bahkan yang berada dekat kawasan Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri, namun tidak mengalami persoalan serupa.
“Saya sampe tanya ke lain-lainnya, Kediri kok nggak, kabupaten nggak, dekat kabupaten maksudnya di lingkaran SLG itu nggak,” katanya pada reporter tahukediri.id, Selasa 22 Juli 2025.
Ridwan berharap adanya langkah tegas dari pemerintah untuk mengatasi persoalan ini. Baginya, LPG melon merupakan kebutuhan pokok yang sangat penting bagi masyarakat, sehingga perlu mendapat prioritas dalam distribusinya.
“Pemerintah itu harus ngawasi jangan sampe terlambat seperti ini. Karena LPG ini kebutuhan pokok lah, jadi utamakan dibanding yang lain-lainnya,” tutupnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti