Kediri (tahukediri.id) – Berdasarkan prediksi BMKG, bulan Agustus 2025 masih termasuk puncak musim kemarau. Meski begitu Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri mengimbau kepada warga Kediri untuk waspada terhadap peralihan musim.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kediri Stefanus Djoko Sukrisno, mengatakan bahwa pada masa peralihan antara musim kemarau ke musim hujan ini biasanya akan ditandai dengan angin kencang, hujan deras sesaat, dan cuaca yang sulit diprediksi, sehingga meminta warga khususnya daerah rawan angin kencang.
“Puncaknya di bulan Agustus, praliannya biasanya di September Itu, biasanya angin kencang. Di masa pralian itu, biasanya ada angin kencang, hujan deras sesaat, terus di hutan ini angin kencang. Akhir-akhir ini angin kencangnya lumayan,” katanya.
Dijelaskan, berdasarkan dokumen Kajian Risiko Bencana (KRB), wilayah Kediri memiliki lorong angin karena diapit oleh Gunung Wilis dan Gunung Kelud. Karena itu, sejumlah daerah yang kerap terdampak angin kencang di antaranya Mojo, Ringinrejo, Kras, Kandat, Ngancar, Plosokaten, Pare, Badas, Gurah, Kayen, Papar, Plemahan, Kunjang, hingga Purwoasri diminta untuk waspada.
“Makanya kami akan menimbau kepada masyarakat Teman-teman dari Damkar sendiri juga menimbau pada masyarakat untu tidak membuang puntung rokok di sembarangan, atau menyalakan menyalahkan api kemudian ditinggal. Kemudian ibuk-ibuk itu kalau masak jangan ditinggal karena angin itu membesar terus akhirnya bisa terjadi kebakaran,” jelasnya.
Meski, lanjutnya, angin kencang ini berbeda dengan angin puting beliung, namun dampak dampak yang ditimbulkan pasti tetap harus diwaspadai seperti kebakaran, hingga pohon tumbang yang akan memakan korban.
Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Bina Marga, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional, dan DLH untuk merampingkan pohon-pohon besar di pinggir jalan yang berpotensi pohon tumbang.
Sedangkan untuk mengahadapi musim hujan, BPBD Kabupaten Kediri telah melakukan mitigasi dangan dinas PUPR untuk mengantisipasi apabila terjadinya banjir khususnya di wilayah barat sungai. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti