Kediri (tahukediri.id) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan (Dispertabun) terus berinovasi untuk meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan petani. Di antaranya membentuk koperasi petani untuk mengembangkan pupuk organik dan produksi beras premium.
Plt Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri Sukadi menyampaikan bahwa pihaknya kini tengah membentuk Koperasi Gapoktan Palem, Pare, yang beranggotakan 46 Gapoktan dari Kecamatan Papar, Plemahan, dan Pare. Sukadi menjelaskan bahwa Koperasi Gapoktan beebeda dengan Koperasi Merah Putih.
“Beda, karena kami hanya konsentrasi di urusan pupuk. Supaya apa? Uang itu ngalirnya, muternya itu di petani semua ini. Muternya di petani,” terangnya saat ditemui usai panen perdana melon hidroponik, Kamis (6/11).
Lebih lanjut, Sukadi menjelaskan, Koperasi Gapoktan ini difokuskan untuk memproduksi pupuk organik padat dan cair sebagai upaya mengurangi ketergantungan pada pupuk kimia.
“Saat ini, Gapoktan itu sudah kita dampingi untuk membuat pupuk organik, baik padat maupun cair. Alhamdulillah hasil labnya itu sudah memenuhi syarat. Kalau kriteria terendah kan empat, di kita sudah tujuh NPK-nya. Sekarang masih dalam tahap uji coba di tanaman,” jelasnya.
Direncanakan bulan ini, dari hasil uji coba tersebut akan dilengkapi dengan data dan dokumen, kemudian akan dikirim ke Kemanterian Pertanian untuk dievaluasi agar izin edar pupuk organik yang diberi nama Pupuk Joyoboyo bisa keluar.
“Setelah ini keluar, setelah keluar nanti dari wilayah Purwoasri, Kunjang, akan kami bentuk koperasi lagi, koperasi Gapoktan juga. Terus Badas, Kandangan, Kepung, Puncu nanti satu koperasi, nanti satu koperasi lagi dan seterusnya. Sehingga dari koperasi-koperasi yang kami bentuk nanti, nginduknya buat pupuk organik di sini,” jelasnya.
Pihaknya berharap adanya pengembangan pupuk organik ini bisa mengembalikan kesuburan tanah. “Kami akan kerja sama dengan pemerintah desa agar alokasi dana desa untuk ketahanan pangan, itu per desa nanti kita klasifikasi yang luasnya besar, nanti mungkin Rp30 juta, yang sedang 25, yang kecil 20, untuk membeli pupuk organik yang diproduksi oleh gapoktan ini. Oleh koperasi ini. Nanti setelah dibeli, dikembalikan ke petani, di petani nanti akan disebar,” ujarnya.
Sukadi menegaskan bahwa penyebaran produksi pupuk organik ini nantinya akan didampingi oleh Babinsa maupun Babinkamtibmas untuk memastikan pupuk benar-benar disebar di lahan pertanian.
“Akan kami pastikan penyebaran itu, didampingi oleh Babinsa maupun Babinkamtibmas, sehingga kita yakin bahwa pupuk yang kita berikan itu betul-betul sudah disebar di lahan,” tegasnya.
Ditargetkan akan ada 10 koperasi yang mencangkup mencakup 26 kecamatan dan 344 gapoktan.
Sementara untuk hilirisasi padi di Kediri sendiri kini sudah mulai berjalan, mulai dari pembenihan, mesin tanam, pemupukan, hingga proses pengeringan dan proses jadi benih.
“Kalau untuk mendukung petani di Kabupaten Kediri itu sebenarnya banyak. Salah satunya saat ini kami sedang pengadaan dryer dan huller, agar sebelum akhir tahun kita bisa mulai memproduksi beras premium dari Kediri,” katanya.
Selain itu, Dispertabun juga tengah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mendapatkan bantuan benih padi unggul yang sesuai dengan varietas pilihan petani, seperti Inpari dan Bramo.
“Kami juga berupaya ke pemerintah pusat, ke kementerian untuk meminta benih padi yang itu sesuai dengan yang ditanam oleh petani. Karena petani kalau sudah mau nanamin varietas Inpari, mau nanam bramo, dikasih benih lain, enggak mau dia,” pungkasnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti

