Kediri (tahukediri.id) – Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, memiliki potensi perikanan besar dengan produksi mencapai 8.000 ton per tahun. Tercatat 32 nelayan bergabung dalam tiga Kelompok Usaha Bersama (KUB), serta 62 keluarga menjadi bagian dari Program Nelayan Berseri 2024.
Potensi ini mendorong Biro Sistem Informasi (Sisfo) Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Kediri untuk menginisiasi Program Penguatan Kapasitas Organisasi Mahasiswa (PPK Ormawa) demi menjadikan Keboireng sebagai desa maritim unggul.
Tim PPK Ormawa yang terdiri dari 15 mahasiswa ini mengusung tema Penguatan Ekonomi Biru Masyarakat Pesisir melalui Program Kampung Nelayan Klatak Berbasis Teknologi Coastal Empowerment. Lokasi ini didukung infrastruktur seperti Jalur Lintas Selatan (JLS), tiga dermaga kecil, dan 70 armada perahu nelayan.
Ketua Tim, Dhiky Resandi Wur Handoyo, mengungkapkan bahwa tangkapan ikan warga menurun akibat 70 persen terumbu karang buatan tertutup lumpur. Kondisi ini diperparah dengan minimnya kemampuan pengolahan produk laut, rendahnya kesadaran lingkungan, serta belum optimalnya pemasaran hasil tangkapan.
“Ada beberapa solusi yang diusung melalui program ini. Di antaranya mengembangkan ekonomi biru dengan menjalankan program Klatak Menuju Maritim Unggul untuk meningkatkan pendapatan nelayan. Mendukung kelompok Ibu Nelayan Aktif dan Kreatif (Bu LATIF) melalui pelatihan dan bantuan usaha olahan ikan,” ujarnya pada Selasa (12/08).
Program ini juga mencakup pembentukan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk edukasi lingkungan dan kesehatan, pelatihan pemasaran digital untuk memperkuat branding maritim, serta menghidupkan kembali pasar segar (fresh market).
Digitalisasi menjadi fokus lain, di mana Kelompok E-Klatak akan dibentuk untuk mengelola fresh market berbasis Cooperative Sales Point.
“Sistem ini memfasilitasi hasil laut secara kolektif melalui platform digital dan mengelola keuangan. Dengan digitalisasi, harapannya dapat memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan nilai jual,” lanjutnya.
Dosen pendamping, Galuh Wilujeng Saraswati, M.Cs., menuturkan bahwa program ini melibatkan kolaborasi lintas pihak, mulai dari pemerintah desa, BUMDes, hingga mitra eksternal seperti Puskesmas Besole untuk program kesehatan nelayan, BPBD Tulungagung dalam mitigasi bencana, Dinas Perikanan dan Kelautan untuk pemulihan ekosistem, hingga Sabila Catering yang membantu pengolahan hasil laut menjadi produk khas Keboireng.
“Ada pula BPBD Kabupaten Tulungagung yang mendukung panduan mitigasi risiko bencana untuk keselamatan nelayan, Dinas Perikanan dan Kelautan yang berperan aktif dalam pemulihan ekosistem dan penguatan ekonomi maritim. Sabila Catering yang memberikan pendampingan pengelolaan hasil tangkap ikan menjadi produk khas Desa Keboireng. Dengan terjalinnya kerja sama tersebut, keberlangsungan program kerja dan rangkaian kegiatan dapat lebih terjamin,” jelasnya.
Selain Biro Sisfo Udinus Kediri, terdapat enam kelompok mahasiswa Udinus lainnya yang juga menerima pendanaan hingga Rp170 juta dari Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) untuk program pemberdayaan wilayah sesuai bidang keahlian masing-masing. ***