Kediri (tahukediri.id) – Dinas Kesehatan Kota Kediri terus mendorong penguatan jejaring layanan kesehatan untuk menekan peningkatan kasus hipertensi dan risiko komplikasinya. Upaya ini ditegaskan dinkes melalui kegiatan Komunikasi, Informasi & Edukasi (KIE) Penanganan Komplikasi Hipertensi yang digelar di Ruang Kilisuci Hotel Grand Surya Kediri, pada Rabu (3/12/2025).
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kediri, Hendik Suprianto, menjelaskan bahwa kasus hipertensi menunjukkan tren nasional yang terus naik. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) mencatat prevalensi hipertensi meningkat dari 8,3 persen pada 2018 menjadi 9,7 persen pada 2023. Kondisi ini dipicu pola hidup masyarakat yang kian tidak terkontrol, mulai dari pola makan, obesitas, hingga rendahnya aktivitas fisik.
Menurut Hendik, tantangan penanganan hipertensi juga datang dari rendahnya kesadaran masyarakat dalam menjalani pengobatan. Banyak pasien berhenti minum obat karena merasa sudah sehat, lupa, atau beralih pada pengobatan herbal tanpa pendampingan tenaga kesehatan. “Ini menjadi pekerjaan rumah kita semua. Kepatuhan berobat sangat menentukan keberhasilan pengendalian hipertensi,” kata Hendik.
Ia juga menyoroti fenomena meningkatnya kasus hipertensi pada usia anak. Kurangnya konsumsi sayur dan buah, kebiasaan kurang gerak, serta paparan gawai berkepanjangan turut memicu risiko penyakit tidak menular di kelompok usia muda. Di beberapa rumah sakit, kasus gagal ginjal pada anak yang dipicu hipertensi mulai banyak ditemukan.
Melihat kondisi tersebut, Dinas Kesehatan menegaskan pentingnya memperkuat koordinasi antara berbagai fasilitas kesehatan. Jejaring antara Dinkes, puskesmas, klinik, hingga dokter praktik mandiri dinilai sebagai kunci agar layanan skrining, penanganan awal, hingga pencegahan komplikasi dapat dilakukan secara merata dan sesuai standar. “Kalau jejaring dan koordinasi kita berjalan baik, program kesehatan juga akan berjalan baik,” ujarnya.
Kegiatan KIE ini menghadirkan dua narasumber, yakni Tiwuk Puji Rahayu, SKM., M.Kes., serta dr. Nicholas Benedictus Sianipar, Sp.PD FINASIM, yang memberikan pembaruan informasi mengenai tata laksana hipertensi dan penanganan komplikasi. Materi difokuskan pada praktik layanan primer agar dokter, bidan, dan perawat dapat menerapkan standar terbaru di masing-masing fasilitas.
Para peserta yang hadir, terdiri dari tenaga kesehatan dari berbagai layanan primer di Kota Kediri, diberi pemahaman mengenai screening hipertensi, deteksi faktor risiko, hingga tata laksana awal sebelum pasien dirujuk ke tingkat layanan lanjutan. Penguatan kapasitas ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas layanan dan mencegah komplikasi seperti stroke, jantung, dan gagal ginjal.
Melalui kegiatan ini, Dinas Kesehatan Kota Kediri menegaskan komitmen untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui kolaborasi dan peningkatan kompetensi tenaga kesehatan. “Kami berharap ilmu yang didapatkan hari ini bisa diterapkan di lapangan agar masyarakat mendapatkan pelayanan terbaik,” pungkas Hendik. ***
Reporter: Inggar Tania Laurina

