Kediri (tahukediri.id) – Hingga akhir Mei 2025, lebih dari 12.000 warga Kabupaten Kediri telah mengikuti program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang digagas Pemerintah Kabupaten Kediri.
Program ini merupakan bagian dari upaya deteksi dini risiko penyakit serius dan dilaksanakan berdasarkan instruksi Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana. Tak hanya menyasar warga umum, CKG juga mulai diarahkan ke kalangan pelajar, dimulai dari SMA Dharma Wanita 1 Pare Boarding School.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri, Ahmad Khotib, menyebutkan bahwa pelaksanaan program CKG untuk pelajar akan berlangsung setelah memasuki tahun ajaran baru 2025/2026.
“Diawali dari SMA Dharma Wanita Boarding School, nanti (akan menyasar) sekolah-sekolah di tahun ajaran baru,” terang Khotib pada Selasa, 27 Maret 2025.
Menurutnya, program ini bertujuan untuk mendeteksi secara dini risiko penyakit seperti diabetes, jantung, kanker, hipertensi, hingga potensi stroke. Jika ditemukan indikasi, warga akan diarahkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan menggunakan jaminan kesehatan yang mereka miliki.
“Pentingnya masyarakat mempunyai jaminan kesehatan, kalau ada indikasi penyakit tertentu. Masyarakat bisa menggunakan jaminan kesehatan ke faskes sehingga ada tindakan lebih lanjut,” ujar Khotib.
Per 27 Mei 2025, program CKG berhasil menjangkau 12.189 warga. Langkah ini dinilai selaras dengan harapan Mas Dhito, sapaan akrab Bupati Kediri, untuk meningkatkan angka harapan hidup masyarakat yang pada tahun 2024 tercatat 75,07 tahun, naik 0,22 tahun dibanding tahun sebelumnya berdasarkan data BPS.
Pelaksanaan CKG di SMA Dharma Wanita 1 Pare bertepatan dengan proses seleksi penerimaan siswa baru. Pemeriksaan kesehatan menjadi salah satu syarat utama kelulusan seleksi, terutama karena para siswa akan menjalani kehidupan asrama yang menuntut kesiapan fisik dan mental.
Sub Koordinator Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri menjelaskan bahwa pemeriksaan yang dilakukan mencakup screening penyakit tidak menular.
“Nantinya hasil pemeriksaan ini kalau ditemukan faktor resiko (tensi tinggi, gula darah tinggi) nanti akan kita rujuk ke Puskesmas, dan kalau memang harus ada penanganan lanjutan akan dilanjutkan ke rumah sakit,” bebernya.
Data hasil screening ini nantinya akan diberikan kepada pihak sekolah sebagai rekap dan dasar tindak lanjut jika diperlukan. Pemerintah berharap langkah ini menjadi pondasi kuat dalam mewujudkan generasi muda yang sehat, produktif, dan siap menghadapi tantangan masa depan. ***