Kediri (tahukediri.id) – Kabupaten Kediri kembali menorehkan langkah strategis di sektor pertanian, kali ini pada Nanas Queen Simplek, komoditas unggulan asli Kediri yang telah memiliki hak paten daerah Ngancar akan trial ke pasar Arab Saudi. Trial ekspor ini akan menjadi pintu awal pengiriman nanas dari lereng Gunung Kelud itu ke pasar internasional.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Sukadi, menjelaskan bahwa pada tahap awal ini telah disiapkan sekitar 15 ton Nanas Queen Simplek.
“Untuk trial ini jenis nanasnya Queen Simplek ya. Karena Queen simplek ini tahan,” katanya saat kegiatan Pelepasan Ekspor Nanas, Senin (15/12/2025).
Menurut Sukadi, dengan ekspor nanas keluar negeri ini akan mendapat banyak keuntungan baik petani maupun tenaga kerja. Jika harga beli di tingkat lokal berada di kisaran Rp5.300 per buah, maka setelah melalui proses sortir dan pengepakan untuk ekspor, nilainya meningkat menjadi sekitar Rp8.900 per buah.
“Karena dalam proses ini, di sini saja kita sudah mempekerjakan anak-anak muda sebanyak 30 anak muda itu kalau nanti berkelanjutan, coba bayangkan. Di kebun ada tambahan orang kerja. Di sini ada tambahan orang kerja. Petani dapat nilai tambah per bijinya sekitar bisa 2.500 per bijinya,” ujarnya.
CEO PT Andari Gemilang Nusantara, Evy Kusumandari, mengungkapkan permintaan dari Arab Saudi sejatinya mencapai 40 kontainer atau sekitar 15 ton per kontainer. Namun untuk tahap awal masih berupa trial. Jika hasilnya memuaskan dan kualitas tetap terjaga hingga tiba di negara tujuan, maka pengiriman direncanakan menjadi rutin setiap minggu untuk memasok supermarket-supermarket di Arab Saudi.
Permintaannya sih 40 kontainer, itu sekitar 15 ton. Tapi, ini adalah trial ya. Trial artinya bahwa kalau misalkan ini berhasil dan hasil panen bagus sampai di sana, mereka akan melakukan MoU seminggu sekali pengiriman.
“Permintaannya sih 40 kontainer, itu sekitar 15 ton. Tapi, ini adalah trial ya. Trial artinya bahwa kalau misalkan ini berhasil dan hasil panen bagus sampai di sana, mereka akan melakukan MoU seminggu sekali pengiriman,” ungkapnya.
Evy menjelaskan bahwa ketertarikannya memilih Nanas Queen Simplek Kediri tidak hanya karena kualitas produk, tetapi juga karena semangat petani dan dukungan pemerintah daerah.
“Dari jenis simpleknya yang saya pilih karena lebih tahan lama di perjalanan. Tapi karena faktor utamanya itu saya melihat adalah semangat dari teman-teman tani. Kemudian pemerintah eh Kabupaten Kediri sudah memberikan storage yang ada,” ujarnya.
Langkah ekspor nanas ke Arab Saudi ini juga menjadi syukur tersendiri bagi Ketua Koperasi Nanas Sumber Rezeki, Mohammad Ferry Sa’ban Setiabudi. Menurutnya, ekspor nanas tidak hanya meningkatkan pendapatan petani, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat sekitar Kecamatan Ngancar.
“Dengan adanya ekspor ini bisa meningkatkan lagi pendapatan petani dan juga bisa memberi lapangan pekerjaan kepada masyarakat sekitaran Ngancar,” katanya.
Pihaknya pun yakin jika trial ini berhasil, pihaknya siap memenuhi permintaan ekspor lanjutan dari Arab Saudi maupun negara lain.
“Kemarin kita sudah kerja sama dengan dinas perkebunan membuat SOP untuk ekspor nanas. Dari mulai pemetikan di lahan, terus pengangkutan, terus sampai di Packing itu ada SOP-nya masing-masing sudah. Sudah ada standar operasionalnya. Ini yang kemarin kan belum sama sekali, kan baru pertama. Jadi belum ada pengalaman,” tuturnya.
Sukadi optimis, dengan luas lahan nanas mencapai 2.600 hektare, dimana sekitar 80 persen di antaranya ditanami nanas Queen Simplek yamg produksi rata-rata per hektare mencapai 60 ton, ini bisa memenuhi permintaan ekspor seminggu sekali Arab Saudi.
“Jadi, gini, trial ini sebagai eh acuan, pedoman kita untuk keberlanjutan. Kami, makanya tadi kami sampaikan ke ke Bu Evi bahwasanya kami harap setelah trial ini masuk, ada MOU, ada PKS. Jadi, kepastiannya itu ada,” tegasnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti

