Kediri (tahukediri.id) – Dedikasi dan ketekunan menjadi bekal utama bagi Yanadwigo, atau yang akrab disapa Yana, dalam menapaki jalan panjang di dunia bela diri. Sosok kelahiran Nganjuk ini kini dikenal sebagai pelatih Muay Thai unggulan di bawah naungan Komite Olahraga Nasional Indonesia (Koni) Kota Kediri.
Namun, tak banyak yang tahu bahwa kiprah Yana berakar dari olahraga bela diri lain: wushu. Ketertarikannya bermula sejak masih duduk di bangku SMA pada tahun 2012. Saat itu, Yana mencoba berbagai cabang bela diri mulai dari pencak silat, karate, taekwondo, hingga kick boxing. Semua ia jajal demi mencari jati diri.
“Pada akhirnya pada saya SMA kurang lebih SMA ada Bapak saya mengarahkan untuk mengikuti wushu tepatnya itu di Berbek Nganjuk itu awalnya,” ungkap Yana kepada reporter tahukediri.id.
Tahun 2013 menjadi momen pertama ia merasakan atmosfer kejuaraan, yakni di Kejurkab. Hasilnya tak mengecewakan, medali perak diraih.
Sayangnya, aktivitas sebagai atlet harus tertunda lantaran Yana sibuk mencari pekerjaan. Meski begitu, semangat bela diri tak pernah padam. Ia tetap berlatih mandiri di sela waktu luangnya.

Titik balik kariernya datang pada tahun 2019 ketika Yana bergabung sebagai anggota TNI Angkatan Laut, Korps Marinir. Di sinilah potensinya berkembang pesat.
Ia mendapat kesempatan mengikuti pemusatan latihan di Posmar 2 Sidoarjo dan terpilih mewakili TNI AL dalam cabang Muay Thai.
“Waktu saya berdinas, karir beladiri saya lebih cemerlang karena dulu waktu saya berdinas itu ada yang namanya seleksi pemelihan atlet untuk TNI angkatan laut di cabor Muay Thai. Waktu itu saya di tes oleh beberapa pelatih TNI kesatuan itu Alhamdulillah saya diterima karena memiliki basic wushu yang dari Nganjuk dulu,” ujarnya.
Kombinasi dasar teknik wushu dan semangat latihan keras menjadikan Yana kompetitor tangguh di berbagai kejuaraan. Ia meraih juara satu dalam Kejurprov, dan terpilih untuk mengikuti seleksi nasional Kejuaraan Presiden.
Di sinilah namanya mulai dikenal kalangan pelatih elit, termasuk coach Deddy dari Puslatda Jatim.
“Alhamdulillah waktu seleksi saya yang terpilih nah dari situ saya mulai kenal dengan coac Deddy dan beberapa orang Koni Kota Kediri dan beberapa orang Pomprov Jawa Timur. Nah dari situ saya diambil Puslatda Jatim oleh coach Deddy,” katanya.

Puncak karier atletiknya terjadi ketika ia berpartisipasi dalam ajang IMAG (Indonesia Material Arts Games). Meski hanya meraih medali perunggu, momen ini menjadi penanda akhir kariernya sebagai atlet.
Atas arahan pelatihnya di kesatuan, Yana memutuskan beralih menjadi pelatih dan memperdalam keilmuannya lewat pelatihan bersertifikat nasional di Kendari dan beberapa kota lain.
“Trus akhirnya setelah saya berhenti di dunia atlet dan ditawari sama coach Deddy yang notabenya Wakil Ketua Satu Koni Kota Kediri untuk menjadi pelatih di Kota Kediri dan akhirnya seperti itu,” tutup Yana.
Kini, Yana tengah membina lima atlet utama sebagai tulang punggung tim Muay Thai Kota Kediri untuk ajang Porprov Jatim 2025 di Malang Raya. Targetnya cukup ambisius: satu emas dan empat perak. Dengan pengalaman tempurnya di arena dan kemampuan melatih yang mumpuni, Yana menjadi salah satu aset berharga dalam dunia olahraga bela diri di Jawa Timur. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti