Kediri (tahukediri.id) – Desa Keling, di sisi timur Kediri menyimpan potensi wisata yang luar biasa. Salah satunya, sebuah goa eksotis yang dulunya dikenal angker dan jadi tempat pembuangan sampah.
Ya, Goa Jegles. Goa yang terletak di Jalan Jegles, Desa Keling, Kecamatan Kepung ini mulai dibuka tahun 2019, seiring upaya pemerintah desa dan para pemuda setempat yang ingin mengembangkan perekonomian melalui desa wisata.
Setelah menghadirkan wisata susur sungai di Kali Kembangan, mereka lantas mencoba membuka akses goa yang berada di sisi sungai dan tertutup rerimbunan. Lebih mengenaskan, goa ini dipenuhi sampah-sampah rumah tangga.
Pokdarwis Bhumi Kalingga Desa Keling, Didin Saputro mengatakan, saat pertama kali mencoba masuk ke Goa Jegles, warga menemukan banyak sekali sampah, seperti baju bekas, pecahan kaca dan berbagai macam sampah rumah tangga.
Sebelum tahun 80an, menurut Didin, Goa Jegles juga dikenal angker sebagai tempat semedi atau pertapaan. Juga lokasi perburuan oleh mereka para pencari pusaka.
“Ini dulu masyarakat sekitar sini itu meyakini atau banyak istilahnya mitos bahwa ini tempat angker, dulunya tempat bersemedi atau pertapaan. Akhirnya lambat laun lokasi ini jarang dijamah orang, akhirnya jadi tempat sampah,” kata Didin.
Sejak saat itu, pemerintah desa bersama warga bergotong-royong membersihkan goa. Sehingga kini tampak eksotisme dari goa yang terbentuk akibat aktivitas gunung api tersebut.
Selain eksotismenya, pengunjung juga bisa menikmati kesejukan berada di dalam goa ini. Hal ini karena adanya sumber mata air asli dari tanah yang memenuhi goa.
Saat keluar goa, pengunjung bisa bersantai di gazebo-gazebo sambil menikmati udara segar dan kuliner khas pedesaan.
Tidak diketahui pasti era terbentuknya Goa Jegles ini. Hanya saja pakar arkeologi menduga goa ini terbentuk dari batuan beku akibat aktivitas vulkanik. Ini diperkuat dengan lokasinya yang tak jauh dari Gunung Kelud.
“Kalau Goa Jegles yang utama ini kita belum bisa memastikan, tapi ada dugaan dari dulu sudah ada. Bahkan sejumlah pakar arkeologi menduga goa ini terbentuk karena aktivitas vulkanik, paling dekat ya Gunung Kelud karena ini terbentuk dari batuan beku,” tambah Didin.
Tidak hanya goa utama, di kawasan ini ada arung kuno atau terowongan bawah tanah yang panjang. Di zaman kerajaan, arung kuno ini merupakan instalasi keairan untuk mengalirkan air ke pemukiman.
“Ini diduga ada dari era kerajaan Majapahit atau bahkan lebih tua, zaman Kadiri atau Matarman. Karena dulu leluhur kita memanfaatkan rongga rongga sarana irigasi ke pemukiman kerajaan,” terangnya.
Goa ini berjarak sekitar 10 Kilometer dari pusat Kecamatan Pare. Pengunjung tak perlu bingung karena ada penanda di setiap persimpangan menuju Goa Jegles. Akses jalannya pun mudah, ketika harus menembus kawasan perkebunan tebu.
Selain Goa Jegles, Desa Wisata Keling juga menyuguhkan atraksi wisata susur sungai di Kali Kembangan, Sumber Gemuling, Sumber Jurang Kromo, dan kawasan tua Ringinagung, yang menyuguhkan nuanasa pemukiman penduduk jaman dulu, pesantren dan masjid tua yang usianya lebih dari 1 abad.