Kediri (tahukediri.id) – Menteri Sosial Republik Indonesia Syaifullah Yusuf atau yang akrab disapa Gus Ipul menegaskan pentingnya pendidikan karakter dan nilai kemanusiaan kepada siswa Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 24 Kediri saat kunjungannya pada Jumat (10/10/2025).
Dalam kesempatan tersebut, Gus Ipul menyebut Kediri merupakan satu dari 65 titik sekolah rakyat yang telah beroperasi di Indonesia sejak 14 Juli 2025. “Hari ini sudah ada 65 titik sekolah rakyat Rintisan Komunikasi dan menampung hampir 16.000 siswa-siswa seluruh Indonesia. Salah satunya adalah RG Kabupaten,” katanya.
Menurut Gus Ipul, sekolah rakyat memiliki sistem yang berbeda dari sekolah umum. Selain kepala sekolah dan guru, di lembaga ini juga terdapat wali asuh dan wali asrama yang mendampingi pembentukan karakter siswa setiap hari. “Guru-guru ini ada Kepala Sekolah yang membimbing, tapi setelah malam, ada pendidikan karakter. Di sini akan didampingi wali asrama, wali asuh dan juga guru agama yang diikuti,” jelasnya.
Ia menjelaskan bahwa para guru di sekolah rakyat merupakan tenaga PPPK yang telah melalui proses seleksi profesi pendidik. Sementara kepala sekolah berasal dari ASN yang diusulkan bupati atau wali kota dan dipilih melalui tahapan seleksi ketat.
“Guru-guru ini proses seleksi, kepala sekolah itu ASN dari awal, usulan dari bupati, wali kota, kemudian dilakukan seleksi dari beberapa yang diusulkan itu dipilih satu. Sementara untuk guru itu P3K ya mengikuti proses seleksi bagi mereka yang mengikuti Profesi pendidikan guru, melalui proses seleksi akhirnya mereka udah siap mengabdi di lingkungan sekolah rakyat. Menurut saya ini suatu hal yang sangat baik sekali ya,” terangnya.
Dalam arahannya, Gus Ipul menekankan tiga hal utama yang tidak boleh terjadi di lingkungan sekolah rakyat: perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi berbasis agama maupun suku. “Jadi di lingkungan sekolah rakyat tiga ini tidak boleh terjadi dan tidak boleh dilakukan oleh siapapun,” tegasnya. Ia juga menambahkan bahwa pelanggaran terhadap ketiga larangan tersebut akan berujung pada pemberhentian langsung.
Sementara itu, Kepala SRMA 24 Kediri, Fadeli, menjelaskan bahwa guru di sekolah ini tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendamping yang aktif berinteraksi dengan siswa. “Kalau di sekolah umum, sekolah reguler, itu kan guru itu ketika tidak mengajarkan, mereka ada di tempat ruang guru atau dimana. Tapi ini guru-guru begitu tidak mengajar, dia gabung,” terangnya.
Menurut Fadeli, sekolah ini memiliki 10 wali asrama dan wali asuh yang bertugas memastikan kondisi para siswa tetap terpantau. “Mereka, kita persilahkan mau jajan, mau apa, tetap ada pendampingnya. Karena apa? Wali asrama, wali asuhnya kita punya 10 orang,” ujarnya.
Sekolah Rakyat Menengah Atas 24 Kediri saat ini menempati lokasi sementara di Balai Pengembangan Kompetensi ASN (BPKASN), Bulusari Utara, Kecamatan Tarokan, Kabupaten Kediri. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti