Kediri (tahukediri.id) – Kesibukan mulai terlihat di kandang-kandang ternak di Kabupaten Kediri, menyambut datangnya Hari Raya Idul Adha 2025. Petugas dari Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan (DKPP) Kabupaten Kediri tampak intens mendatangi peternak – peternak lokal, mengecek kesehatan hewan, memastikan usia ternak, hingga memberikan edukasi langsung kepada pemilik kandang.
Plt. Kepala DKPP Kabupaten Kediri, Tutik Purwaningsih, menyampaikan bahwa kegiatan monitoring ini menjadi upaya strategis untuk menjamin kondisi kesehatan hewan kurban yang akan dijual, baik untuk masyarakat Kediri maupun dari luar daerah.
“Lewat monitoring ini, kami dari DKPP memastikan keterkaitan kesehatan dan kondisi hewan yang akan dijadikan kurban,” ujarnya.
Meskipun beberapa bulan terakhir Kabupaten Kediri dinyatakan bebas dari kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), ancaman ini tetap menjadi perhatian serius. Untuk itu, DKPP tetap aktif melakukan vaksinasi dan pengawasan di lapangan.
Selama proses monitoring yang berlangsung selama sepuluh hari terakhir, DKPP juga melakukan pendataan terhadap populasi ternak yang siap dijual untuk kurban. Tahun ini, Kediri mencatat jumlah sapi kurban mencapai 12.000 ekor, kambing sekitar 46.000, dan domba sekitar 6.600 ekor.
Tingginya permintaan, terutama dari luar Kabupaten Kediri, menjadi sinyal positif sekaligus tantangan bagi peternak. Menurut Tutik, pelaku usaha ternak perlu memahami bahwa konsumen kini semakin selektif, tidak hanya memperhatikan ukuran dan berat, tetapi juga riwayat kesehatan hewan.

“Hasil monitoring selama 10 hari ini, permintaan (hewan kurban) baik dari masyarakat Kabupaten Kediri maupun luar Kabupaten betul-betul luar biasa,” ungkapnya.
Untuk menjamin kualitas hewan yang dikirim keluar daerah, DKPP mewajibkan keberadaan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) yang ditandatangani langsung oleh dokter hewan di lapangan.
“Jadi nanti yang menerima sudah tahu ada SKKH, minimal sudah dicek dokter hewan dan tidak ada indikasi penyakit hewan menular,” tambah Tutik.
Langkah ini disambut antusias para peternak, seperti yang dirasakan oleh Wahyu Widianto, pemilik kandang di Desa Mangunrejo, Kecamatan Ngadiluwih. Ia mengaku keberadaan SKKH sangat membantu kelancaran transaksi dengan para pembeli.
“Seperti tempat kami ini, pembeli kebetulan juga minta SKKH. Alhamdulillah adanya kegiatan monitoring yang dilakukan oleh pemerintah ini sangat membantu kami para peternak,” ujar Wahyu.
Di kandangnya, Wahyu memelihara 20 ekor sapi yang hampir seluruhnya sudah dipesan untuk kurban. Selain itu, ia juga mengembangkan usaha ternak domba dengan populasi mencapai 200 ekor. ***