Kediri (tahukediri.id) – Kota Kediri selalu punya warna baru dalam dunia perkopian. Sebuah kedai kopi jalanan bernama Bitr. mulai menarik perhatian warga dengan konsep unik yang jarang ditemui di daerah ini, yaitu menyajikan kopi dari sebuah bajaj putih yang didesain ulang menjadi mini coffee bar. Konsep ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama di kawasan Car Free Day (CFD) Jalan Dhoho, tempat Bitr. rutin membuka lapak pada hari Minggu.
Bitr. lahir dari hobi sederhana sang owner, Julia, yang awalnya hanya ingin menikmati kopi sambil menambah teman. Dari situlah muncul ide untuk membuka usaha kecil-kecilan yang tidak sekadar menjual minuman, tetapi juga menghadirkan suasana santai khas street coffee.
“Awalnya sih hobi, terus kepikiran daripada diem aja sekalian buka usaha kopi,” ujar Julia. Meski baru berjalan dua bulan, Bitr. belum bisa buka setiap hari karena masih menjadi usaha sampingan yang menyesuaikan jam kerja pemiliknya dan kondisi cuaca.
Konsep outdoor membuat Bitr. lebih fleksibel namun juga menantang. Saat musim hujan, Julia memilih fokus di CFD terlebih dahulu. Jika cuaca cerah, bajaj putihnya biasanya mangkal di Coffee Street Bitr. pada malam hari. Fleksibilitas ini justru menjadi ciri khas khas mereka, karena Bitr. ingin tetap menjaga kualitas sajian tanpa terburu-buru mengejar konsistensi jam buka.
Dalam hal rasa, Bitr. menunjukkan keseriusan. Proses research and development mereka berjalan hampir dua bulan. Julia dan tim mencoba berbagai beans dari beberapa roastery di Jawa Timur, Jawa Tengah, hingga akhirnya menemukan karakter yang paling pas dari Bandung.
“Kita beli biji, baru digiling kalau ada pesanan, biar fresh,” jelas Julia. Pendekatan ini membuat Bitr. mampu menyajikan kopi yang tetap berkualitas meski berkonsep sederhana.
Penjualan Bitr. di CFD terbilang cukup baik untuk sebuah brand baru. Minimal 50 cup terjual setiap Minggu, dengan ramainya pengunjung biasanya berlangsung menjelang siang ketika warga selesai berolahraga dan beristirahat di area ujung jalan, lokasi mangkalnya bajaj putih tersebut. Posisi strategis dan konsep unik membuat Bitr. mudah mencuri perhatian.
Identitas Bitr. semakin kuat dengan adanya logo bergambar tiga perempuan, yang masing-masing melambangkan Julia, kakak, dan adiknya. Logo tersebut mencerminkan suasana kekeluargaan yang memang menjadi spirit utama dalam usaha ini. Sementara itu, nama “Bitr.” diambil dari kata bitter, merujuk pada karakter rasa kopi. “Kita cari nama yang unik, simpel, tapi tetap nyambung sama kopi,” jelasnya.
Julia berharap konsep street coffee berbasis bajaj putih ini bisa menjadi ikon baru di Kota Kediri. Meski masih dalam tahap merintis, ia tidak menutup kemungkinan untuk someday membuka kedai permanen. Namun untuk saat ini, Bitr. ingin fokus memperkuat identitas mereka dan melihat bagaimana respons pasar terhadap konsep yang mereka bawa.
Dengan harga yang bersahabat dan pendekatan street coffee yang segar, Bitr. berhasil menghadirkan pengalaman ngopi yang berbeda bagi warga Kediri. Dari hobi sederhana hingga menjadi usaha kecil yang penuh karakter, Bitr. menunjukkan bahwa kreativitas anak muda lokal bisa menjadi daya tarik baru di ruang publik kota. ***
Reporter: Inggar Tania Laurina

