Kediri (tahukediri.id) – Keberadaan kopi keliling mulai menjamur di Kediri, salah satunya adalah Kopi Darat atau lebih dikenal dengan Kopdar.
Menariknya Kopi Darat mengusung konsep ala cafe dengan menyuguhkan open bar, sehingga pengunjung bisa melihat langsung proses pembuatan kopi mulai dari menakar hingga siap seduh. Pengunjung juga bisa request tingkat kemanisan kopi.
Joko, pemilik Kopi Darat mengatakan bahwa nama Kopdar diambil dari istilah yang sering digunakan para komunitas motor ketika akan berkumpul. Karena selain pecinta kopi, Joko juga penghobi otomotif.
“Maksudnya kopi darat biar kopdar itu jadi tempat ngumpul, ternyata beneran setiap hari rabu kita ngumpul ada sekitar 50 motor win. Karisidenan Kediri di tempat ku setiap hari Rabu. Makanya namaku lebih cenderung ke Joko Kopdar,” terangnya pada reporter tahukediri.id.
Sebelumnya, Joko Kopdar berjualan kopi di atas sepeda motor Win kesayangannya hingga masa pandemi tidak berjualan sampai 2 tahun. Setelah itu sempat beralih ke menu makanan dan minuman sehat hingga akhirnya mengikuti trend kopi keliling masa kini dengan konsep berbeda yakni open bar seperti kopi ala cafe.
Menurutnya, open bar ini bukan hanya menampilkan proses meracik kopi tetapi juga memberi ilmu pengetahuan tentang kopi itu sendiri mulai dari cara membuat kopi ala barista hingga jenis-jenis kopi.
“Karena sesuatu yang kita ciptakan kan, aku harus berbeda. Ya, kembali lagi, prinsip yang pernah masuk ke aku, ya. Kalau nggak bisa jadi yang pertama, jadilah yang berbeda. Nah, prinsipku itu,” terangnya.
Sementara banner yang digunakan untuk menarik perhatian kaula muda seperti gen z dimana sebagian besar tertarik akan visual baru rasa.
Kopi Darat sendiri kalau pagi hingga siang berada di Jalan Pamenang. Sementara kalau sore sampai malam di Jalan Joyoboyo, Delopo, tepatnya di depannya SD Karangrejo, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri.
Bukan tanpa alasan untuk memilih stay di dua tempat tersebut, karena selain memiliki target market sendiri, Kopi Darat juga mempunyai semboyan “Satu Rasa, Berjuta Cerita” dimana dalam satu cita rasa kopi bisa berbagi berbagai cerita.
“Karena pasarnya kalau di sana itu segmennya rata-rata segmen orang pabrik. Yang pulangnya sore sampai malam. Kalau segmennya di Jalan Pamenang ini, segmennya orang kantoran. Kopi pagi sama kopi siang,” ujarnya.
Joko juga terbuka bagi pengunjung yang ingin belajar membuat kopi ala cafe dengan ilmu pengetahuan dan pengalamannya dalam mengikuti pelatihan-pelatihan barista selama ini. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti