Kediri (tahukediri.id) – Menteri Haji dan Umrah, Mochamad Irfan Yusuf, memastikan bahwa Bandara Dhoho siap secara teknis untuk penerbangan internasional, termasuk umrah. Sementara untuk haji, bandara ini ditargetkan bisa menjadi embarkasi resmi pada tahun 2027.
Pernyataan itu disampaikan M Irfan Yusuf pada kesempatan kunjungannya di Market and Connectivity Opportunity di Bandara Dhoho Kediri, pada Selasa (10/12/2025).
“Kami mendapatkan laporan bahwa secara teknis bandara ini layak untuk penerbangan haji maupun umrah. Namun, pada saat itu masih ada beberapa persoalan non-teknis yang harus diselesaikan, sehingga kami belum bisa menetapkan Dhoho sebagai lokasi embarkasi,” katanya.
Sebelumnya, Gus Irfan menjelaskan bahwa sejak awal penataan layanan haji nasional pada 2024, kondisi Bandara Juanda semakin padat sehingga diperlukan alternatif. Dari hasil pemetaan, Bandara Dhoho muncul sebagai opsi paling ideal.
“Kami memutuskan bahwa Bandara Dhoho belum bisa digunakan. Bukan karena faktor teknis, tetapi karena persoalan non-teknis yang harus dituntaskan lebih dulu. Namun beberapa minggu terakhir, kami sudah mendapatkan kepastian bahwa bandara ini sebenarnya siap digunakan. Hanya saja, karena seluruh persiapan untuk Jawa Timur sudah terlanjur difokuskan di Juanda, maka tahun 2026 tetap belum memungkinkan,” jelasnya.
Namun ia pastikan, tahun 2027 Bandara Dhoho Kediri sudah bisa digunakan untuk keberangkatan haji maupun umrah. “Insyaallah tahun 2027, baik pemberangkatan maupun pemulangan jemaah haji sudah bisa dilakukan melalui Bandara Dhoho,” imbuhnya.
Untuk layanan umrah, kondisinya lebih sederhana. Tidak memerlukan asrama haji, sehingga proses penerbangan bisa dimulai segera setelah maskapai membuka rute.
Sementara itu, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menegaskan bahwa Pemkab Kediri siap mendukung seluruh infrastruktur pendukung, termasuk fasilitas yang dibutuhkan untuk layanan haji.
“Insyaallah saya akan berkoordinasi lebih lanjut dengan Pak Maksin untuk mempersiapkan seluruh infrastruktur pendukung. Jika tahun 2026 belum memungkinkan, harapan kami tahun 2027 Kediri sudah bisa menjadi embarkasi haji,” ujarnya.
Mas Dhito, sapaan akrabnya mengatakan, Bandara Dhoho selama ini telah menjadi mimpi panjang warga Kediri. Ia bersyukur kini Bandara Dhoho telah menjadi bandara internasional. Menurutnya untuk mencapai titik ini tidaklah mudah.
“Dengan berbagai dinamika yang dilalui, alhamdulillah bandara ini telah ditetapkan sebagai bandara internasional. Kini kita memasuki tahap akhir persiapan agar dapat melayani penerbangan langsung dari Kediri menuju Jeddah. Ini membanggakan,” katanya
Mas Dhito juga menyebut bahwa catchment area Bandara Dhoho sangat besar, meliputi setidaknya delapan hingga dua belas kota/kabupaten. Dengan potensi jamaah umrah Jawa Timur mencapai 250 ribu orang per tahun, Kediri memiliki daya tarik besar bagi maskapai.
Direktur PT Surya Dhoho Investama (SDHI), Maksin Arisandi, menambabkan, bahwa kehadiran lebih dari 80 persen maskapai dari 34 maskapai yang diundang pada kegiatan ini menunjukkan bahwa Bandara Dhoho memiliki daya tarik pasar yang kuat. Di antaranya Saudi Arabian Airlines, Singapore Airlines, All Nippon Airways (ANA), Malaysia Airlines, Maskapai dari Australia, China, Brunei, dan Thailand, Turki, Iran, serta beberapa dari Eropa.
“Maskapai selalu menilai dari sisi potensi, jadi minat mereka merupakan sinyal positif,” katanya.
Menurutnya, salah satu maskapai yang paling potensial membuka rute umrah perdana adalah Flyadeal, maskapai low-cost Saudi Arabian Airlines. Proses izin penerbangan disebut tinggal menunggu finalisasi di Kementerian Perhubungan.
“Target kami, awal tahun depan, Januari atau Februari sudah ada penerbangan umrah sebagai tahap uji coba,” tegasnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti

