Kediri (tahukediri.id) – Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Kabupaten Kediri menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek) Digital Marketing bagi Komunitas Informasi Masyarakat (KIM) di Marwah Tirta Resto 3, Desa Adan-adan, Kecamatan Gurah.
Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Kediri, Nur Miftahul Fuad, dan diikuti puluhan peserta dari KIM Desa Mlancu, Kerkep, Toyoresmi, Keling, serta Jongbiru. Dalam sambutannya, Fuad menekankan pentingnya literasi digital dan pemanfaatan teknologi informasi untuk memasarkan produk lokal agar mampu bersaing di era ekonomi digital.
“Melalui pelatihan ini, kami berharap peserta KIM memperoleh keterampilan dan wawasan dalam memanfaatkan platform digital sehingga dapat menjangkau pasar lebih luas serta meningkatkan daya saing,” ujarnya.
Fuad juga menyampaikan pesan Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana, akrab disapa Mas Dhito, mengenai komitmen pemerintah daerah menjaga kualitas pelayanan publik meski menghadapi dinamika beberapa waktu lalu. Menurutnya, penerapan sistem digital berperan besar dalam memastikan layanan tetap berjalan.
“Alhamdulillah, banyak layanan kita sudah online sehingga tidak mengalami kendala. Contohnya layanan Halo Masbup yang dikelola Dinas Kominfo,” jelasnya.
Lebih lanjut, Fuad menegaskan melalui Bimtek ini Pemkab Kediri berkomitmen memperkuat kapasitas masyarakat dalam menghadapi tantangan era digital sekaligus mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif berbasis desa.
Bimtek tersebut menghadirkan narasumber Putro Sigit Subagyo dengan materi TikTok Affiliator Pemula. Peserta dibekali strategi praktis memulai karier sebagai afiliator, mulai dari konsistensi belajar hingga praktik langsung.
Sementara itu, Pemkab Kediri juga terus memperkuat sektor budaya lokal. Sebagai salah satu kabupaten tertua di Indonesia dengan sebutan Bumi Panjalu, Kediri dikenal memiliki wastra batik dengan beragam motif khas seperti gringsing, lidah api, padma, tunjung, dan panji yang merepresentasikan tagline Kediri Berbudaya.
Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana mendorong pelestarian batik sebagai kekayaan khas daerah. Selain mematenkan motif batik, setiap tahun digelar Kediri Fashion Batik Festival (KFBF) untuk memperkenalkan batik Kediri ke masyarakat luas.
“Terutama bagi para pengrajin batik dan penjahit harus bisa menjaga kualitas, mutu dari motif batik tersebut, karena batik itu kalau dijahit pasti harus nyambung gambarnya,” pesan Mas Dhito.
Suami dari Ketua Dekranasda Kabupaten Kediri, Eriani Annisa Hanindhito, itu optimis batik Kediri dapat menembus pasar nasional. Ia menilai, kini batik telah menjadi bagian dari gaya hidup modern, tidak hanya untuk acara resmi, tetapi juga busana harian yang fashionable dan inovatif.
Dengan kekayaan motif yang beragam, Mas Dhito berharap batik Kediri bisa menjadi ikon khas daerah yang dicari wisatawan.
“Saya punya harapan, proses demi proses telah kita jalani, inovasi demi inovasi kita jalani untuk apa, mencari sebuah ikon kalau orang datang ke Kediri saya harus cari batik,” ungkapnya.
Harapan serupa datang dari para pengrajin batik di Kabupaten Kediri. Salah satunya Rifki, pengrajin asal Kecamatan Pare, berharap generasi muda semakin mencintai batik Indonesia, khususnya batik Kediri yang memiliki keunikan dan nilai historis tinggi. ***