Kediri (tahukediri.id) – Pemerintah kecamatan Ngancar akhirnya menghentikan sementara tambang pasir di tepatnya di aliran Sungai Petung Kobong, tepatnya perbatasan antara Desa Sugihwaras dan Desa Sempu.
Keputusan tersebut diambil setelah dilakukan Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika), mulai dari camat, polsek, danramil, dan warga dari tiga desa terdampak yakni Desa Ngancar, Desa Sugihwaras, dan Desa Sempu, Rabu (28/7/2028).
Sejumlah truk besar dipaksa keluar lokasi, tak terkecuali alat berat yang digunakan untuk mengeruk pasir.
Sebelumnya warga dari tiga desa menggeruduk kantor Kecamatan untuk menuntut pemerintah daerah menghentikan proyek tambang pasir yang dianggap merugikan warga khususnya persediaan air di wilayahnya.
Selain itu, perizinan kegiatan pertambangan tersebut juga tidak melibatkan warga sekitar.
Plt Camat Ngancar Moh Muthoin mengatakan, musyawarah tersebut dilakukan agar tidak sampai terjadi anarkis terhadap aksi tambang pasir.
“Kita tadi secara musyawarah kekeluargaan Jangan sampai terjadi anarkis di masyarakat terhadap keberadaan tambang di wilayah Kecamatan Ngancar di Sempu tadi, karena penolakkan mereka ya karena merusak Jalan merusak lingkungan,” ujarnya.
Kapolsek Ngancar, AKP Rudy Widianto mengatakan bahwa pihaknya mengentikan kegiatan tersebut karena demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
“Untuk sementara kita hentikan terlebih dahulu sesuai dengan kesepakatan pak camat di kantor tadi kita hentikan dulu kegiatan ini. Jadi bukan keputusan saya tetapi berdasarkan kesepakatan Muspika, karena situasional,” terangnya, Kamis (28/8/2025)
AKP Rudy menambahkan, pihaknya juga tidak ingin masalah ini terjadi berlarut-larut yang dapat membuat kemarahan warga semakin bergejolak.
Pihaknya juga akan memfasilitasi pertemuan antara masyarakat dan pengembang terkait perizinan tambang pasir yang tidak melibatkan warga sama sekali.
“Yang jelas terkait perizinan itu dari kabupaten dan kita menerima surat permohonan bantuan penanganan terkait kegiatan itu. Nanti kalau dianggap memang kurang, masyarakat sendiri kan merasa kurang atau komunikasinya mungkin kurang ke masyarakat itu mengkin pihak pengembang yang mendekati masyarakat,” tandasnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti