Kediri (tahukediri.id) – Pemkab Kediri melalui Dinas Perikanan menggelar Festival Harkanas (Hari Ikan Nasional). Acara peringatan itu dibuka dengan menampilkan beragam produk olahan ikan hasil karya pelaku usaha lokal atau UMKM, pada Selasa (2/12).
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Kediri, Nur Hafid, menjelaskan rangkaian kegiatan Hari Ikan Nasional yang telah jatuh pada 21 November lalu, untuk mendorong konsumsi ikan sekaligus menunjukkan potensi perikanan air tawar di wilayah tersebut.
“Jadi tema Hari Ikan Nasional tahun ini adalah protein ikan untuk generasi emas 2045, ya, jadi kita selalu mensosialisasikan pentingnya makan ikan. Jadi, karena kita sedang meningkatkan produksi harus diseimbangkan dengan meningkatkan konsumsi ikan,” katanya.
Lebih lanjut Nur Hafid mengatakan, sebagai daerah tanpa wilayah laut, Kediri mengandalkan budidaya ikan air tawar. Di antaranya produksi terbesar berasal dari Lele 17 ribu ton per tahun
Nila 250 ton per tahun, Gurami 150 ton per tahun, Patin 50 ton per tahun.
“Yang terserap di Kabupaten Kediri sendiri hanya sekitar 50 persen. Itu 50 persennya sepertinya dibawa ke luar daerah. Kemudian, untuk ikan nila, produksi kita masih rendah, sekitar 250 Ton per tahun, karena ikan nila memiliki keterbatasan budidaya. Karena habitat ikan nila itu di air deras. Tapi dari segi pembibitan, produksi kita tinggi,” jelasnya.
Untuk meningkatkan produktivitas, Dinas Perikanan kini mengembangkan metode budidaya baru, termasuk penerapan aerasi pada budidaya nila serta sosialisasi teknik pemeliharaan efisien dan padat modal.
Selain itu, program pemerintah seperti MBG (Modernisasi Budidaya Ikan) disebut ikut memacu penguatan sektor perikanan melalui kerja sama antara SPPG dan peternak ikan.
“Artinya dengan adanya program dari pemerintah pusat, MBD, bersama para peternak ikan di wilayah Kabupaten Kediri, nantinya akan bersinergi. Ya, kami sudah mulai ada beberapa daerah yang sudah menggunakan ikan dari kami,” terangnya.
Pihaknya juga mengandalkan layanan Simolek Cepat, mobil layanan khusus untuk pengecekan kualitas air kolam untuk menghadapi musim pancaroba.
“Ikan hidup di air. Kalau kualitas airnya tidak sehat, ya tidak optimal. Kami juga memberikan edukasi tentang manipulasi suhu, misalnya penggunaan paranet saat siang dan penyesuaian terbuka saat malam,” papar Hafid.
Peringatan Harkannas juga diramaikan oleh AP3K (Asosiasi Pengolah Pemasar Perikanan Kabupaten Kediri), sebuah organisasi dibawah bimbingan Dinas Perikanan yang beranggotakan 50 orang dengan produk bersertifikat halal dan berizin lengkap.
Ketua AP3K, Umi Sulem, mengatakan bahwa ada berbagai produk olahan ditampilkan, mulai dari pepes, sempol lele, sambal lele, fillet ikan, hingga dimsum ikan. Selain event besar, produk AP3K juga dijual di pasar ikan setempat.
Menurut Umi, ikan memiliki keunggulan nutrisi tinggi seperti omega yang baik untuk pertumbuhan anak. “Memang ada ikan yang sulit diolah karena durinya banyak, seperti nila, tapi dari dinas kami juga mendapat pelatihan pengolahan seperti fillet,” tambahnya.
Festival Harkanas (Hari Ikan Nasional) tersebut diselenggarakan tiga hari mulai tanggal 2 Desember hingga 4 Desember 2025.
Pada 3 Desember 2025, akan diselenggarakan Lomba cipta menu ikan yang diikuti perwakilan PKK dari seluruh kecamatan. Sementara hari terakhir, 4 Desember 2025, akan diagendakan Syukuran Hari Ikan Nasional bersama seluruh pemangku kepentingan, termasuk kelompok perikanan, pelaku usaha, dan pegawai dinas. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti

