Kediri (tahukediri.id) – Stadion Canda Bhirawa di Pare, Kabupaten Kediri, kini tampak memprihatinkan setelah berdirinya Stadion Gelora Dhaha Jayati. Padahal, stadion ini selama bertahun-tahun menjadi pusat kegiatan olahraga warga, tempat latihan Persedikab Kediri, serta sarana pendidikan jasmani bagi sekolah-sekolah di wilayah Pare.
Dari pantauan reporter tahukediri.id, kondisi Stadion Canda Bhirawa tampak tak terawat. Cat dinding yang mengelupas, atap tribun berlubang, dan bangku pemain yang rusak menjadi pemandangan sehari-hari di kompleks stadion tersebut.
Kondisi ini menuai keprihatinan warga sekitar. Rizky, warga Desa Tulungrejo, mengaku menyayangkan kondisi stadion yang kini terabaikan.
“Sebetulnya itu disayangkan karena itu juga aset dari pemerintah yang bisa dimanfaatkan untuk semua warga Kabupaten Kediri,” katanya, pada Sabtu (4/10/2025).
Sebagai pendukung Persedikab, Rizky menilai kondisi Stadion Canda Bhirawa yang kurang terawat bisa berdampak pada performa tim sepak bola kebanggaan Kediri itu, terutama jika klub memiliki ambisi naik kasta ke kompetisi lebih tinggi.
“Akan tetapi sejak kemarin Persedikab juga ada beberapa kali sesi latihannya di Gelora Dhaha Jayati, cuma mungkin karena faktor Gelora Dhaha Jayati terkait fasilitas-fasilitasnya juga masih kurang lengkap lebih banyak terpusatnya di Pare, karena masenya juga berada di Pare. Karena lucu ketika mase-nya di Pare tapi pemusatan latihannya ada di Gelora Dhaha Jayati yang jaraknya lumayan jauh,” terangnya.
Ia menambahkan, perhatian terhadap kelayakan stadion perlu ditingkatkan jika Persedikab ingin bersaing di Liga 3, Liga 2, bahkan Liga 1.
“Rumputnya belum merata, dan stadion sering dipakai untuk kegiatan umum seperti upacara atau sholawatan. Tidak apa-apa digunakan untuk kegiatan lain, asal diimbangi dengan maintenance yang maksimal,” ujarnya.
Warga lainnya, Rike (28), yang rutin jogging di stadion tersebut juga berharap pemerintah memperbaiki lintasan lari di sekitar lapangan.
“Berharapnya sih pemerintah bisa membuat ini (sisi pinggir rumput) jadi trek jogging. Karena ini kan berdebu ya mbak, apalagi musim panas,” katanya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti