Kediri (tahukediri.id) – Universitas Islam Negeri (UIN) Syekh Wasil Kediri menyatakan komitmennya untuk memperluas akses pendidikan tinggi bagi mahasiswa dari Kota Kediri, khususnya mereka yang berasal dari keluarga kurang mampu.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Rektor 1 UIN Syekh Wasil Kediri, Dr. Ahmad Subakir, M.Ag., dalam pertemuan antara 16 rektor perguruan tinggi se-Kota Kediri bersama Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati.
“Yang pertama kami siap menghidupkan kembali jaringan atau asosiasi antar perguruan tinggi di Kota Kediri yang dulu pernah ada,” ujar Ahmad Subakir.
Ia juga menyoroti rendahnya partisipasi mahasiswa asal Kota Tahu Kediri dalam program beasiswa yang selama ini telah disalurkan oleh kampus.
“Yang kedua masalah beasiswa, IAIN Kediri yang kini menjadi UIN tidak kurang dari 1.000 mahasiswa tiap tahun kami beri beasiswa. Tetapi yang kami sangat sayangkan tidak lebih dari 15 persen itu dari Kota Kediri. Itu yang perlu ditingkatkan,” tegasnya.
Ahmad Subakir menambahkan bahwa UIN Syekh Wasil Kediri telah lama memiliki kebijakan afirmatif berupa pembebasan biaya UKT (Uang Kuliah Tunggal) bagi mahasiswa yang benar-benar tidak mampu, serta beasiswa khusus bagi penghafal Alquran.
“Bahkan, lebih dari itu, semua mahasiswa apapun prodinya, kalau sudah hafal Alquran berapapun jus, pasti masuk beasiswa. Maka, kalau siang ini diputuskan untuk memberi bantuan kami sudah lakukan itu. Kalau untuk ditingkatkan, insya Allah. Bahkan, secara minimal UKT nol itu sudah biasa dilakukan IAIN Kediri yang kini resmi berganti UIN Syekh Wasil Kediri. Asal yang bersangkutan memang benar-benar tidak mampu,” jelasnya.
Dalam refleksinya, Subakir menekankan pentingnya komitmen bersama untuk meningkatkan akses pendidikan, terutama bagi warga Kota Kediri yang masih banyak belum tersentuh peluang kuliah gratis.
“Melihatnya kami ingin meningkatkan yang selama ini masyarakat Kota Kediri kurang dari 15 persen, bagaimana bisa meningkat lebih dari 15 persen. Menurut hemat saya, kalau ini bisa meningkat, berarti memang usahanya betul-betul riil. Masih banyak masyarakat Kota Kediri yang tadi dikatakan kota kaya, tetapi kok masih begini. Itu menurut hemat saya starting poin untuk melangkah,” ungkapnya.
Sebelumnya, pertemuan strategis ini menjadi langkah awal sinergi antarperguruan tinggi di Kediri untuk bersama-sama meningkatkan mutu dan akses pendidikan tinggi yang inklusif bagi warganya. Hal ini juga bagian dari program kerja Wali Kota Kediri Vinanda Prameswati, S.H., M.Kn., dalam mewujudkan visi misi menuju Kota Kediri MAPAN (Maju, Agamis, Produktif, Aman dan Ngangeni).
Sehingga mimpi untuk menjadi dokter kini tak lagi mustahil bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu di Kota Kediri. Pemerintah Kota Kediri membuka jalan selebar-lebarnya bagi mereka untuk menempuh pendidikan tinggi, bahkan hingga jurusan kedokteran, melalui program beasiswa kuliah gratis.
Salah satu kampus yang turut berkontribusi, Universitas Kadiri, kini memiliki jurusan baru kedokteran gigi. Ini membuka peluang lebih luas bagi warga miskin di Kediri untuk bercita-cita menjadi tenaga kesehatan profesional.
Kalau selama ini kuliah di kedokteran tidak terpikirkan bahkan hanya mimpi, bagi anak miskin, kini semua itu bisa terwujud. ***