Kediri (tahukediri.id) – Bekerja sama dengan Dinas Pertanian dan Perkebunan, Karang Taruna Kabupaten Kediri menggelar Urban Farming Culture Fest, sebuah kegiatan edukasi dan pelatihan pertanian modern yang menyasar generasi muda khususnya di Desa Klanderan, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri.
Ketua Karang Taruna Kabupaten Kediri, Danang Saputro menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar untuk menumbuhkan kembali minat generasi muda pada sektor pertanian yang menyenangkan, lebih modern dan dekat dengan keseharian.
“Tujuan dari event ini kita adakan untuk bisa menarik minat dari teman-teman anak-anak muda bahwa di dunia pertanian itu bisa hal yang menyenangkan, hal yang keren. Terlebih, bagaimana di sini kita bina teman-teman, bagaimana untuk mengolah pekarangan, lahan di sekitar rumah biar bisa menghasilkan sayur mayur yang tidak kalah dengan lahan yang ada di sawah atau di lahan, di pertanian,” jelasnya Jumat (12/12/2025).
Menurut Danang, salah satu fokus utama kegiatan ini adalah mendorong pemuda, khususnya di wilayah selatan Kediri seperti Plosoklaten, agar dapat memenuhi kebutuhan pangan rumah tangga secara mandiri. Plosoklaten sendiri dikenal sebagai salah satu sentra penghasil cabai unggulan.
“Khususnya kalau di teman-teman Plosoklaten, memang di sini salah satu unggulannya cabai. Di sini pun kita harapkan bisa memenuhi kebutuhan minimal, kebutuhan dari masing-masing rumah tangga. Jadi, biar bisa mengurangi tingkat inflasi yang hari ini memang dengan pemerintah pusat menggalakkan ketahanan pangan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Danang menjelaskan, dalam kegiatan ini juga menekankan bahwa bertani tidak harus selalu di lahan luas; pot atau pekarangan kecil pun dapat menghasilkan panen maksimal jika nutrisi dan pengolahan tanah dilakukan dengan benar.
Jadi, tanah sebenarnya di pot pun enggak masalah asalkan nutrisinya atau pupuk atau obat-obatannya itu terpenuhi. Jadi, tanaman bisa lebih berkembang lebih baik, bisa panen, bisa berbuah juga lebih baik lagi.
Pada Urban Farming Culture Fest juga menampilkan beragam produk pertanian seperti bayam, kangkung, terong, cabai, timun, jagung manis, hingga jagung ketan berwarna merah kehitaman yang juga tak kalah tidak kalah saing. Meski begitu Danang akui, pemasaran masih menjadi pekerjaan rumah yang perlu dibenahi ke depan. “Tetapi memang kita mengakui ada PR, yaitu terkait pemasarannya masih belum bisa mengena ke masyarakat secara umum,” katanya.
Event ini diselenggarakan selama dua hari, dan menghadirkan empat kelas pelatihan dengan total peserta mencapai 160 anak muda, masing-masing kelas diikuti 40 peserta. Turut didukung juga oleh sejumlah perusahaan pertanian seperti Alfanta, Raja, Cikienta, dan Halbanero, yang memberikan materi terkait formulasi pupuk, pengolahan media tanam, hingga pengendalian hama.
Salah satu pemuda yang turut antusias dalam kegiatan ini adalah Galur Dwi Mahandani (34), warga Desa Brenggolo yang dikenal sebagai sentra cabai. Ia berharap di tahun mendatang akan lebih banyak lagi pemuda yang berpartisipasi.
“Dengan adanya acara seperti ini, saya berharap di tahun-tahun mendatang akan ada lebih banyak yang berpartisipasi. Ambil peran di bidang pertanian, apalagi kita punya lahan yang sangat bagus untuk produk cabai,” ujarnya.
Menurutnya minat pemuda terhadap pertanian di wilayahnya mulai meningkat dalam beberapa tahun terakhir. “Awalnya sebenarnya masih belum ada minat, tapi karena kemarin ada COVID, kami awalnya UMKM, lalu ada penurunan omset, juga kami yang bekerja di pabrik atau tempat di mana ada pengurangan karyawan, ternyata kita bisa memanfaatkan lingkungan sekitar kita,” tuturnya.
Kemudian, lanjutnya, seiring berjalannya waktu dengan awal hanya menyewa lahan 100 meter untuk satu tahun, menjadi lebih luas lagi di tahun berikutnya. Hingga kini, menurut Galur
perbandingan antara orang tua dan anak muda yang menanam cabai hampir 60 banding 40. 60% orang tua, 40% anak muda. “Dan seiring berjalannya waktu, ternyata tidak kalah dengan bekerja di kantor atau pabrik, kita tetap bisa eksis,” tambahnya.
Danang berharap event ini dapat menjadi langkah awal untuk menciptakan kemandirian pangan, sekaligus memperkuat peran Karang Taruna dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat, khususnya melalui sektor pertanian.
“Jadi kita harapkan untuk pelatihan ini ataupun di event ini, teman-teman bisa memberi, mempunyai kesadaran lebih untuk ketahanan pangan atau memenuhi paling tidak kebutuhan pokok untuk makanan dari rumahnya sendiri,” pungkasnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti

