Kediri (tahukediri.id) – Yayasan Indonesia Bershalawat (YIB) terus menunjukkan perannya sebagai gerakan kemanusiaan di era digital yang bergerak cepat dan berdampak nyata. Berbekal Sedekah Subuh yang dihimpun secara online dari donatur di seluruh Indonesia, YIB mampu menjalankan berbagai program sosial yang menjangkau jalanan, pasar, hingga wilayah pelosok setiap bulannya.
Koordinator Lapangan YIB, Sukma, menjelaskan bahwa lembaga yang berdiri sejak 2014 itu memang dibangun sebagai gerakan kemanusiaan berbasis digital. “Kita ini gerakan kemanusiaan online. Setiap subuh, teman-teman menitipkan sedekah terbaiknya, dan dari situlah berbagai program sosial bisa berjalan,” ujarnya, pada (6/12/2025).
Salah satu program paling konsisten adalah Kasih Makan Orang, yang setiap bulan menargetkan sedikitnya 2000 penerima. Ratusan nasi kotak itu dibagikan di jalan raya, pasar, hingga Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Bantuan dilakukan tanpa memandang status penerima. “Siapa pun yang ditemui, kita kasih. Namun fokus utama tetap kepada warga yang sangat membutuhkan,” tambah Sukma.
Selain itu, YIB juga menjalankan Pasar Bahagia, sebuah program berbagi bahan makanan seperti sayur dan lauk pauk di pelosok yang jauh dari pemukiman. Mereka juga memiliki program Desa Sehat yang menyasar para lansia untuk pengecekan keluhan dan kebutuhan dasar kesehatan. Berbagai kegiatan ini dilakukan secara rutin sebagai bentuk komitmen YIB dalam memperluas pelayanan sosial.
YIB kini memiliki lebih dari 100 anggota aktif di Kediri dan ribuan donatur online dari berbagai kota. Para anggota sebagian besar adalah anak muda, namun tidak sedikit pula ibu rumah tangga yang bergabung melalui kelas-kelas online. “Usianya beragam, dari 17 sampai 50 tahun. Ada yang masih sekolah, ada ibu rumah tangga, bahkan ada ibu-ibu sepuh yang ingin berinfaq,” jelas Sukma.
Cakupan gerakan ini kini meluas hingga luar kota. YIB memiliki customer service khusus yang mengelola donasi dan program di Surabaya, Jakarta, dan daerah lainnya. Ketika ada agenda besar seperti khitan massal atau santunan anak yatim, relawan dari berbagai kota turut terlibat. “Kami bergerak bersama. Meski pusatnya di Kediri, aktivitas sosialnya sudah menjangkau banyak daerah,” ungkapnya.
Menariknya, YIB juga membangun kemandirian ekonomi melalui farm domba di Manyaran. Peternakan tersebut dikelola oleh anggota yayasan dan menjadi sumber untuk program seperti Yatim Bahagia serta rencana program Sedekah Protein. “Insyaallah nanti domba dan telur dari farm bisa kami salurkan untuk masyarakat membutuhkan,” kata Sukma.
Dengan berbagai gerakan yang terus berkembang, YIB menegaskan komitmennya untuk memperluas manfaat bagi masyarakat. “Tujuan kami memperbanyak kegiatan sosial dan menyebarkan kebaikan ke kota-kota lainnya. Amanah dari donatur akan kami jaga dan kemas menjadi program yang bermanfaat,” tutup Sukma. ***
Reporter: Inggar Tania Laurina

