Kediri (tahukediri.id) – Ratusan warga Desa Wonorejo Trisulo, Kecamatan Plosoklaten, Kabupaten Kediri, menggelar aksi protes menuntut ganti rugi kepada PTPN Nusantara 1 Regional 5. Aksi ini dilakukan sebagai respons atas banjir kiriman yang diduga terjadi akibat alih fungsi lahan perkebunan.
Aksi ini dijadwalkan berlangsung pada Rabu (5/3/2025) pukul 08.00 WIB di Pos Pintu Masuk PTPN Nusantara 1 Regional 5. Sekitar 400 warga akan turut serta dengan membawa perlengkapan seperti satu set soundsystem, bendera, ban bekas, dan baliho.
Tuntutan Warga
Masyarakat menuntut enam poin utama:
PTPN Nusantara 1 Regional 5 harus memberikan ganti rugi atas kerugian tanaman nanas yang terdampak banjir.
Memperbaiki jalan desa yang putus sebagai akses pertanian warga.
Memperbaiki jembatan penghubung antar kampung di utara Kampung Kenthung RT 005 RW 004.
Mengembalikan fungsi awal perkebunan sebagai daerah resapan dengan tanaman keras seperti karet, kopi, dan kakao, serta melarang penanaman tebu.
Memaksimalkan sudetan untuk mencegah banjir dalam jangka pendek.
Jika tidak ada kesepakatan, warga mengancam akan menutup akses jalan ke PTPN Nusantara 1 Regional 5 secara permanen.
Koordinator aksi, Sutanto, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk protes terhadap dampak negatif yang dialami warga akibat perubahan tata guna lahan di perkebunan.
Kerugian Petani Nanas Capai Ratusan Juta Rupiah
Sebelumnya, petani nanas di Desa Wonorejo Trisulo mengalami kerugian besar akibat banjir bandang yang merusak puluhan hektar lahan pada Rabu malam (29/1/2025). Salah satu petani, Sukadi (54), menyebut bahwa total kerugian yang ia alami mencapai Rp500 juta.
“Insya Allah di Sepawon, dulu tanaman keras, sekarang diambil alih tanaman tebu dan nanas,” ujarnya, pada Jumat lalu (31/1/2025).

Selain merusak lahan pertanian, banjir juga menyebabkan putusnya akses jalan utama yang menghubungkan Desa Wonorejo Trisulo dengan Sepawon, Plosoklaten. Jalan tersebut mengalami ambrol sepanjang 15 meter dengan lebar 4 meter dan tinggi 3 meter.
DPRD Jatim Soroti Alih Fungsi Lahan
Anggota DPRD Jawa Timur, Khusnul Arif, menyatakan keprihatinannya atas bencana yang menimpa masyarakat.
“Saya menduga bahwa banjir kali ini salah satu penyebab utamanya adalah alih fungsi lahan yang ada di lereng Gunung Kelud,” ujarnya pada Selasa lalu (4/2/2025).
Politikus yang akrab disapa Mas Pipin ini menekankan pentingnya menjaga ekosistem alam di kawasan tersebut untuk mencegah bencana serupa di masa depan.
“Kami mendorong pihak terkait untuk memastikan bisa menjaga ekosistem alami yang ada di kawasan lereng Gunung Kelud,” tambahnya.
Sebagai Wakil Ketua Komisi D DPRD Jawa Timur, ia mengapresiasi langkah cepat Dinas PUPR Kabupaten Kediri yang segera berkoordinasi dengan pemangku wilayah, termasuk PTPN XII Ngrangkah Sepawon. Selain itu, ia juga menyoroti perlunya sinergi antara Pemkab Kediri, pemerintah provinsi, dan PTPN XII Ngrangkah Sepawon dalam memperkuat sistem pengelolaan lahan dan mitigasi bencana.
“Mengatasi permasalahan banjir ini harus dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir, dan harus komprehensif serta terintegrasi,” pintanya. ***