Kediri (tahukediri.id) – Masjid Agung Kota Kediri memiliki sejarah panjang sejak didirikan pada tahun 1771. Masjid ini telah mengalami beberapa perubahan nama sebelum dikenal dengan nama saat ini.
Perubahan Nama dan Renovasi Besar
Sekretaris Masjid Agung, Basyarudin, mengungkapkan bahwa masjid ini awalnya dikenal sebagai Masjid Ageng Kediri. “Kemudian berganti nama menjadi Masjid Jami’ Kotamadya Kediri, dan kini dikenal sebagai Masjid Agung Kota Kediri.”
Masjid Agung mengalami renovasi besar pada tahun 2002 untuk menjaga kemegahannya. “Menara masjid awalnya setinggi 28 meter, kini menjulang hingga 49 meter. Memberi keindahan visual yang menakjubkan bagi yang melihatnya dari kejauhan,” jelas Basyarudin.
Arsitektur Bersejarah dan Kubah Ikonik
Masjid Agung Kota Kediri memiliki tiga lantai dengan pilar-pilar besar di serambi serta atap bergaya joglo khas Jawa. “Menambah nilai sejarah dan budaya,” tambahnya.
Salah satu daya tarik utama dari masjid ini adalah kubah hijau kebiru-biruan. “Menjadi simbol keimanan umat yang berkembang dan berinovasi. Kubah Masjid Agung didesain indah, menggambarkan harapan agar keimanan umat tumbuh seiring waktu.”
Destinasi Religi dan Wisata
Masjid Agung tidak hanya menjadi pusat ibadah, tetapi juga destinasi bagi umat dan wisatawan dari Kediri maupun luar daerah. “Apalagi bulan Ramadan. Letaknya strategis di pusat kota. Pengunjung mudah singgah dan beribadah maupun sekadar beristirahat.”
Akses yang mudah dan fasilitas parkir luas menjadikan Masjid Agung daya tarik tersendiri. “Lahan masjid terbuka dan dekat dengan pusat perkotaan, tempat belanja. Jadi daya tarik utama bagi pengunjung. Setelah melaksanakan salat tarawih, pengunjung bisa langsung belanja di sekitar alun-alun.”
Antusiasme Jamaah Selama Ramadan
Kegiatan salat tarawih di Masjid Agung menjadi momen yang dinantikan masyarakat selama Ramadan. “Salat tarawih di Masjid Agung dilaksanakan sebanyak 23 rakaat dalam satu malam dengan bacaan surat panjang hingga 1 juz. Jamaah tetap antusias.”
Meskipun terkadang diguyur hujan, antusiasme masyarakat tetap tinggi. “Alhamdulillah meskipun sempat hujan, antusias masyarakat tetap besar untuk mengikuti salat tarawih di Masjid Agung. Ini menunjukkan betapa besarnya penghargaan dan semangat masyarakat untuk beribadah,” pungkas Basyarudin. ***