Kediri (tahukediri.id) – Sendang Tirto Kamandanu menyimpan cerita sejarah sekaligus spiritual yang masih hidup di tengah masyarakat Kediri hingga hari ini. Terletak di kompleks Pamoksan Sri Aji Joyoboyo, Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri, sendang ini diyakini sebagai peninggalan langsung dari Raja Kediri legendaris, Sri Aji Joyoboyo, yang dikenal dengan ramalannya, Jongko Joyoboyo.
Dari pusat Kota Kediri, lokasi ini dapat dijangkau dalam waktu sekitar 20 menit perjalanan, sejauh kurang lebih 10 kilometer. Setiap harinya, terutama di bulan Suro, sendang ini ramai dikunjungi warga dari berbagai daerah yang tertarik akan kisah keramatnya.
Air yang mengalir di Sendang Tirto Kamandanu dianggap bukan sekadar sumber kehidupan, namun dipercaya memiliki khasiat menyembuhkan penyakit dan menjaga awet muda. Oleh sebab itu, masyarakat setempat menjulukinya sebagai “air zam-zam-nya Kediri”.
“Disini itu kan katanya air zam-zamnya Kediri, jadi penasaran gitu,” kata Tarti, seorang pengunjung berusia 21 tahun yang datang bersama temannya.
Penuturan Tarti bukan sekadar mitos yang berkembang di masyarakat. Hal tersebut turut dikuatkan oleh Mbah Sempu, juru kunci Sendang Tirto Kamandanu yang telah menjaga situs ini selama puluhan tahun.
“Kalau Desa Menang itu banyak sumber, tapi yang asli sumbernya sini, yang untuk ritual sakral, sini itu betul, air suci peninggalan Sri Aji Joyoboyo,” katanya.
Dalam pengalamannya, Mbah Sempu mengaku bahwa kunjungan meningkat drastis saat bulan Suro, bulan yang disakralkan dalam kalender Jawa.
“Disini kan sudah diakui seluruh Nusantara, kerajaan tertua di Kediri. Kalau dicari di Kediri ya nggak ketemu. Desanya Menang, Kecamatan Pagu,” ujarnya.
Di dalam kompleks Sendang Tirto Kamandanu, terdapat dua kolam utama. Kolam pertama bernama Sendang Tirto Kamandanu, yang berarti “Air Kehidupan” dalam bahasa Jawa, dan kolam kedua disebut Keputren, tempat yang diyakini menjadi lokasi berkumpulnya para putri pada masa lalu. Di samping itu, terdapat pula sebuah sumur yang airnya sering dibawa pulang oleh peziarah.
Selain sebagai tempat ritual, sendang ini juga menjadi area rekreasi sederhana bagi anak-anak sekitar, terutama saat hari libur, ketika mereka bermain dan berenang di air kolam yang jernih dan dangkal. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti