Kediri (tahukediri.id) – SMP 2 Ngasem Kabupaten Kediri terus memperketat proses pembagian Menu Bergizi (MBG) untuk memastikan seluruh siswa menerima makanan yang aman dan layak konsumsi.
Hal ini terlihat ketika mendapati beberapa kuah rawon yang sudah asam (tanda-tanda basi) saat pembagian MBG, pada Selasa (26/11) kemarin, pihaknya langsung mengambil tindakan dengan tidak membagikan menu tersebut meski dagingnya masih aman, demi menjaga kesehatan siswa.
Kepala Sekolah SMPN 2 Ngasem Sulistyo Wulandari menjelaskan, pihaknya baru pertama kali mendapati kasus makanan basi. Diduga, proses memasak dilakukan terlalu awal, sekitar pukul 22.00 WIB, sementara pembagian baru dilakukan keesokan harinya sekitar pukul 11.00 untuk makan siang.
“Kan mulai masaknya jam 10 malam, terus panas ditutup, gitu mungkin. Terus padahal kami sudah pemberitahuan ke pihak dapur, kami tolong masaknya agak siang karena, karena kami pemberiannya setelah istirahat sekitar jam 11 gitu. Jadi biar tidak basi,” jelasnya.
Beruntung guru-guru selalu melakukan pengecekan terhadap MBG sebelum dibagikan pada siswa, mulai dari kualitas, aroma, tekstur, hingga kondisi makanan. Pihaknya juga bekerja sama dengan Puskesmas terdekat untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.
“Nah itu demi keamanan anak-anak. Kami juga kerja sama dengan pihak Puskesmas,” ujarnya.
Dengan pengawasan yang semakin ketat, SMP 2 Ngasem memastikan program MBG tetap berjalan lancar, aman, dan sesuai kebutuhan peserta didik dengan jumlah 429 siswa. Pihaknya juga memastikan tak ada MBG yang tersisa.
Adapun jika ada siswa yang tidak masuk maka akan diberikan pada anak yang merasa kurang atau diberikan pada gurunya. Sementara siswa yang tidak bisa makan nasi, menu karbohidrat mereka ganti dengan kentang.
“Ya, misalkan anak itu di kelas jumlahnya 32, anak tidak masuk dua, otomatis dua kan nggih, tidak ada yang makan. Nah, ada yang berikan gurunya, ada yang didobel sama temannya,” tandasnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti

