Kediri (tahukediri.id) – Perempuan di Kota Kediri kini memiliki kesempatan emas untuk mencegah kanker serviks sejak dini. Pemeriksaan HPV-DNA merupakan tes paling akurat untuk mendeteksi risiko kanker leher rahim.
Mulai Senin, 24 November 2025, Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Kesehatan Kota Kediri mengadakan tes tanpa biaya di sembilan puskesmas, termasuk UPT Puskesmas Pesantren II di Jalan Cendana No. 30, Kota Kediri. Layanan berlangsung mulai pukul 07.30 WIB hingga 11.00, dengan pendaftaran langsung di puskesmas setempat pada Senin (24/11).
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Kediri, Hendik Suprianto, menyampaikan bahwa program ini menjadi langkah penting untuk menyelamatkan lebih banyak perempuan dari kanker serviks yang selama ini memiliki angka kematian tinggi.
“Penderita kanker serviks sering datang dalam kondisi terlambat, bahkan sudah stadium 3. Dengan HPV-DNA sebagai screening, risiko bisa diketahui lebih awal sehingga tidak sampai masuk stadium berbahaya,” ujarnya.
Program screening ini dilaksanakan serentak di seluruh puskesmas hingga 3 Desember 2025, sebagai lanjutan kegiatan Gerakan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara yang telah dibuka pada 19 November 2025 di RSUD Kilisuci dan diikuti sekitar 350 peserta. Dinas Kesehatan menargetkan 2.000 perempuan ikut melakukan pemeriksaan.
Hendik menjelaskan bahwa pemeriksaan kali ini menggunakan metode modern, berbeda dengan metode IVA yang dulu populer. HPV-DNA mendeteksi materi genetik virus penyebab kanker dan diperiksa melalui PCR sehingga hasilnya lebih akurat dan detail.
“Kalau di luar program ini biayanya bisa mencapai 300 sampai 400 ribu sekali pemeriksaan. Sekarang kami upayakan gratis. Silakan dimanfaatkan sebaik mungkin,” jelasnya.
Perempuan yang ingin mengikuti pemeriksaan wajib memenuhi kriteria: sudah menikah, berusia 30 – 69 tahun, tidak sedang hamil, tidak sedang menstruasi, tidak berhubungan badan selama 2×24 jam, dan tidak menggunakan produk kewanitaan sebelum pemeriksaan.
Selain kanker serviks, puskesmas juga menyediakan pemeriksaan kanker payudara karena kedua penyakit ini menjadi ancaman besar bagi perempuan. Pada tahun 2024, Kota Kediri mencatat 13 kasus kanker payudara, jauh lebih tinggi dibanding 1 kasus kanker serviks.
Hendik menegaskan bahwa peserta tidak perlu takut menjalani pemeriksaan. Jika hasilnya positif HPV, peserta akan segera dirujuk ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut, sementara yang hasilnya negatif dianjurkan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat serta melakukan pemeriksaan setiap tahun.
“Mencegah jauh lebih baik daripada mengobati. Ini kesempatan terbaik bagi perempuan Kota Kediri untuk melindungi diri,” pungkasnya. ***
Reporter : Inggar Tania Laurina

