Kediri (tahukediri.id) – Delman, kendaraan tradisional yang dulu menjadi andalan mobilitas warga, kini kian langka sebagai alat transportasi harian.
Di tengah perkembangan zaman dan dominasi kendaraan bermotor, peran delman mulai beralih fungsi, bukan lagi untuk mengangkut barang atau penumpang, melainkan sebagai bagian dari wisata budaya.
Heru, pria asal Pare yang telah menjadi kusir delman sejak 1985, merasakan langsung perubahan itu. Ia tak lagi mangkal di pasar tradisional mengangkut barang berat seperti masa lalunya. Kini, ia dan delmannya menjadi daya tarik wisata di depan Taman Tamrin, Pare, terutama sejak pandemi COVID-19 berlalu.
“Dulunya di pasar mbak, angkat barang-barang berat, sekarang wisata semua, di pasar sepi. Soalnya kan orang sudah bawa kendaraan sendiri-sendiri,” ujarnya kepada reporter tahukediri.id pada Kamis (3/7/2025).
Meski penghasilannya tak menentu, Heru mengaku lebih nyaman bekerja di sektor wisata. Selain beban kerja yang lebih ringan, delman wisata juga memberinya kesempatan untuk berinteraksi dengan beragam pengunjung yang ingin merasakan sensasi naik kendaraan tradisional.
“Ramai-ramai nya itu kalau malam minggu mbak. Kalau hari-hari biasa nggak begitu,” katanya.
Heru menyebut, saat akhir pekan atau malam minggu, bisa ada hingga 12 delman yang berjejer menunggu penumpang di sekitar Taman Tamrin. Suasana yang ramai ini menghidupkan kembali nuansa tradisional di tengah modernisasi kota. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti