Kediri (tahukediri.id) – Pemasangan filter air akhirnya menjadi solusi akhir untuk mengatasi permasalahan pencemaran air sumur di Desa Plosolor, Kecamatan Plosokaten, Kabupaten Kediri yang terjadi sejak awal 2025 lalu.
Solusi tersebut bedasar hasil Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi III DPRD Kabupaten Kediri, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan bendahara PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) MKSO Tebu Kebun Dhoho, serta perangkat desa, pada Rabu (17/9/2025).
Sebelumnya, pemerintah daerah dan PT Sinergi Gula Nusantara (SGN) MKSO Tebu Kebun Dhoho sudah pernah melakukan berbagai hal untuk mengatasi permasalahan pencemaran air sumur tersebut, mulai dari pemberian tandon, hingga penggalian sumur di beberapa titik namun hingga saat ini air tersebut masih dirasa bau dan berubah warna.
Kepala Desa Plosolor Pujiyono mengatatakan, bahwa pemberian filter tersebut merupakan bantuan dari Baznas yang nantinya akan dipasang di satu titik dengan luas minimal 3×3 meter untuk kapasitas 4.000 liter.
“Sekarang yang dipikirkan lokasi. Lokasi yang paling luas ada ditempat sulis, katim, edi, fajar bekas pos kamling. Di beri waktu 1 minggu. Hasilnya lokasinya akan disampaikan di BPBD, DPRD,” katanya usai rapat bersama warga desa terdampak, Jumat (19/9/2025).
Diketahui sebanyak 21 KK di Desa Plosolor mengalami dampak pencemaran air sumur. Meski akan mendapat bantuan kembali, mereka tetap memiliki rasa khawatir terhadap hasil air yang akan dihasilkan nanti pasca pemasangan filter.

Salah satunya adalah Hendra Kurniawan, pria berusia 36 tahun ini tetap tidak setuju dengan pemasangan filter, karena menurutnya hal tersebut dirasa tidak aman untuk dikonsumsi. Apalagi hanya dipasang di satu titik saja dimana seharusnya diberikan setiap rumah.
“Kalau saya pribadi nggak setuju. Ya masak air tercemar difilter. Tapi kalau warga banyak yang setuju ya sudah,” ujarnya.
Sementara warga lainnya, Munaim menilai, tidak ada salahnya untuk setuju pemasangan filter tersebut, karena sebagai bentuk terima kasih atas upaya pemerintah daerah dan DPRD Kabupaten Kediri dalam mengupayakan solusi kebutuhan masyarakat ini.
“Kalau memang hasilnya baik, oke-oke saja. Dari pemerintah kabupaten sudah memberikan solusi, kita lihat dulu hasilnya nanti bagaimana. Kalau berhasil Bisa ditambah lagi. Tapi kalau ternyata tidak memberikan solusi. Ya biar dicari beri solusi lain yang lebih baik,” terangnya.
Terpisah, Kepala DLH Kabupaten Kediri, Putut Agung Subekti menerangkan, adanya pencemaran air tersebut bukan hanya semata-mata karena limbah “blotong”, tetapi kondisi lingkungan seperti vulkanik dan curah hujan yang tinggi juga bisa menjadi permasalahan tersebut.
Lebih lanjut Putut menyampaikan bahwa air sumur tersebut hanya bisa untuk mandi dan mencuci karena mengandung Fe, Mn, Coliform.
“Jadi hasil lab air itu hanya bisa untuk mandi dan cuci, karena mengandung Fe, Mn, Coliform” terangnya.
Pihaknya pun siap jika nantinya harus diuji lab kembali pasca pemasangan filter untuk menjawab kekhawatiran warga.
“Kekhawatiran masyakarat bisa di jawab setelah digunakan dilihat perkembangannya,” tegasnya.
Pemasangan filter direncanakan akan dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Kediri setelah kepala desa memberikan laporan pemasangan titik lokasi pada Senin (22/9/2025) mendatang. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti