Kediri (tahukediri.id) – Sekitar 100 orang Persik Mania mendatangi Mess Persik Kediri, pada Sabtu (1/11) sore. Mereka menyuarakan kekecewaan terkait belum pastinya laga Persik Kediri melawan Persebaya Surabaya di Stadion Brawijaya, Kediri.
Salah satu perwakilan persik mania, Fajar, menyampaikan bahwa kabar simpang siur mengenai pelarangan pertandingan di Kediri membuat para pendukung mempertanyakan kinerja panitia pelaksana (Panpel) dan pihak terkait.
“Ini tadi membawa isu itu, eh, terutama kan terkait masalah lawan Persebaya ya. Iya. Yang dari kemarin itu beritanya simpang siurnya tidak bisa mandi Kediri. Nah, dari kami pun mempertanyakan alasan tersebut. Dari segi kepanpelan itu bagaimana sih kinerjanya? Apakah sudah maksimal atau ada yang kurang apa, kurang apa, gitu. Sehingga kami ingin memperjelaslah bagaimana sampai kapan.
Lawan match, eh, lawan Persebaya itu tidak bisa digelar di Kediri,” jelasnya.
Bukan tanpa alasan para suporter setia Persik Kediri ini mempertanyakan hal tersebut. Pasalnya, selama ini pihaknya juga memiliki hubungan baik dengan suporter Persebaya Surabaya atau dikenal dengan Bonek.
“Karena kan kita juga tahu, hubungan baik dari Persik Mania dan juga teman-teman Bonek kan cukup dekat dan tidak ada crash, crash apapun itu ya, begitu,” imbuhnya.
Menurut Fajar, Persik Mania berharap ada kejelasan dan mediasi antara pihak Panpel, Pemerintah Kota Kediri, dan kepolisian untuk mencari solusi bersama.
“Memang kami minta ada mediasi tersebut karena dengan apa yang disampaikan oleh Panpel tadi itu, Panpel pun juga menyampaikan bahwa renovasi stadion itu berkoordinasi dengan, yang pertama ada pihak vendor dan pemborong itu, yang kedua ada pihak Pemkot juga. Nah, hubungan ini pun juga harus satu jawaban, kan ya? Biasanya kan ada yang nggak sama. Dari kami pun juga menuntut hal tersebut,” tegasnya.
Pihaknya berharap Persik Kediri bisa main di home Stadion Brawijaya hingga akhir pertandingan. Bukan hanya untuk Persebaya Surabaya saja.
“Harapannya next home sampai, sampai selesailah di Kediri terus,” katanya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana (Panpel) Persik Kediri Tri Widodo menjelaskan bahwa izin pertandingan tidak diterbitkan oleh Polres Kediri Kota karena hasil asesmen keamanan Stadion Brawijaya masih di bawah standar yang ditetapkan kepolisian.
“Kalau urusan kecewa, ya saya kecewa banget dengan terusirnya Persik dari rumahnya. Dengan tetap itu tadi, kan seperti ucapan Pak Kapolres kemarin, seperti itu. Tetap di hasil operasi risiko, asesmen risiko keamanan, ” katanya.
Widodo juga menyampaikan bahwa meski sejumlah fasilitas seperti ruang ganti pemain, ruang medis, dan ruang wasit telah direnovasi dengan baik oleh Pemkot Kediri, aspek keamanan menjadi sorotan utama pihak kepolisian.
“Ya, akhirnya dengan pertimbangan skornya rendah, Pak Kapolres mengambil keputusan melawan Persebaya dan melawan tim manapun, kalau pagar pembatas itu belum diganti, tidak akan diberi,” imbuhnya.
Dalam penilaian keamanan, sejumlah fasilitas stadion dinilai belum memenuhi standar, terutama pagar pembatas antara tribun dan lapangan yang sebelumnya telah direkomendasikan untuk diganti sejak dua tahun lalu.
“Sebetulnya, kalau pengerjaannya dilakukan serius, penggantian pagar bisa diselesaikan dalam waktu kurang dari sebulan. Namun waktunya memang sangat mepet,” tambahnya.
Manajemen Persik juga berupaya mencarikan solusi sementara, termasuk dengan kemungkinan pagar dobel atau barikade tambahan untuk meningkatkan keamanan. Mereka pun membuka ruang dialog dengan berbagai pihak, termasuk Polres Kediri dan Pemerintah Kota Kediri, sebagaimana permintaan para suporter.
“Suporter minta ketemu dengan Polres dan pemerintah kota, kita sampaikan nanti dan saya akan ikut mereka nantinya,” jelasnya.
Hingga saat ini, manajemen Persik Kediri masih menunggu keputusan resmi terkait lokasi pertandingan melawan Persebaya.
“Iya, kita harus segera menentukan mainnya di stadion apa, di kota mana. Nanti hari Minggu akan kita putuskan,” pungkasnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti

