Kediri (tahukediri.id) – Di bawah cahaya jingga matahari yang perlahan tenggelam, Pasar Senja Desa Tulungrejo menjadi titik temu yang tak hanya mengenyangkan perut, tapi juga hati. Terletak di Jl. Pancawarna, Mulyoasri, Tulungrejo, Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri, pasar ini hidup setiap sore, menggeliat bersama tawa anak-anak Kampung Inggris dan riuh warga lokal.
Lebih dari 30 pedagang berjajar menawarkan aneka kuliner, dari yang menggugah nostalgia hingga jajanan kekinian. Namun pesona Pasar Senja tak berhenti di sajian rasa. Di sini, pertemuan menjadi ruang belajar. Anak-anak kursusan terlihat menyatu dengan suasana, sebagian belajar, sebagian lagi menjalankan tantangan dari tutor mereka.
“Kadang tutor memberikan challenge untuk bisa berbicara di tempat umum agar lebih percaya diri dan bisa menambah banyak teman,” ujar Laras, pelajar asal Bumiayu yang tengah belajar di Kampung Inggris kepada reporter tahukediri.id.
Sejak pukul 15.30 WIB, kawasan ini mulai hidup. Tapi bahkan sebelum jam operasional dimulai, suasana belajar dan interaksi telah lebih dulu mengalir di sekitar Lapangan Tulungrejo yang menjadi latar Pasar Senja. Menjelang malam, denyut kehidupan makin terasa. Di depannya, pasar malam menambah semarak, menjadi tempat hiburan sekaligus pelipur penat.

“Di sini juga ada pusat informasinya, jadi kalau ada barang hilang orang-orang bisa lebih mudah untuk mendapatkan informasinya dan pemberitahuan area parkiran yang kurang tertib,” kata Laras.
Bagi banyak anak kursusan, tempat ini lebih dari sekadar pusat jajanan. Ada nilai emosional yang terpatri dalam rutinitas sore mereka di pasar ini.
“Untuk saya pribadi Pasar Senja ini bukan untuk sekedar tempat beli jajan tapi juga menghabiskan waktu bersama teman sambil menikmati senja,” ungkap Laras dengan mata yang berbinar.
Pasar Senja Desa Tulungrejo buka hingga pukul 22.00 WIB. Di pagi hari, hanya segelintir pedagang yang hadir, menyesuaikan ritme kehidupan warga lokal. Namun di sore hari, tempat ini menjelma menjadi ruang yang menghangatkan di mana bahasa, budaya, dan cita rasa berpadu dalam damai. ***