Kediri (tahukediri.id) – Menjelang Hari Raya Idul Adha 2025, geliat penjualan hewan kurban mulai terasa di berbagai daerah, termasuk di Tulungagung dan Kediri, Jawa Timur.
Para peternak dan pedagang lokal mulai aktif memasarkan kambing kurban melalui berbagai platform, khususnya media sosial. Fenomena ini menjadi tanda kesiapan masyarakat dalam menyambut hari besar umat Islam dengan semangat berbagi dan ibadah.
Di tengah maraknya penawaran, harga kambing kurban tahun ini cukup variatif, tergantung ukuran tubuh dan kelengkapan syarat syar’i. Kalbadriya, salah satu penjual kambing asal daerah setempat, mulai mempromosikan dagangannya secara daring dengan menyertakan detail ukuran tubuh kambing serta harga yang ditawarkan.
“Monggo kambing kurban harga ndlosor dari TB 80+ harga Rp2.7 juta, TB 90+ harga Rp3,5 juta, juga siap anter ke rumah saudara,” tulis Kalbadriya melalui jejaring Facebook.
Istilah “TB” yang dimaksud merujuk pada tinggi badan kambing, yang menjadi salah satu indikator kualitas kambing kurban. Penawaran ini menunjukkan adanya segmentasi harga berdasarkan ukuran fisik hewan, yang bisa menjadi referensi bagi calon pembeli dalam menyesuaikan pilihan dengan anggaran.
Sementara itu, Arifin, penjual lain yang juga aktif menawarkan hewan kurban melalui media sosial, mengunggah informasi menarik seputar dagangannya. Ia menjual dua ekor kambing yang diklaim sudah poel, atau telah tumbuh gigi tetap, yang menjadi salah satu syarat sah hewan kurban menurut syariat Islam.
“Dijual dua ekor kambing siap kurban. Harga Rp10 ribu untuk dua ekor. Bisa nego atau tawar,” tulis Arifin di media sosial.
Meski harga yang disebutkan terdengar janggal dan kemungkinan merupakan kekeliruan penulisan, Arifin menegaskan kualitas kambing yang ia jual.
Ia menyampaikan bahwa kambing miliknya berukuran besar, sehat, dan sudah dirawat secara intensif untuk memastikan layak dijadikan hewan kurban.
“Kambing besar, sehat dan gagah perkasa, cocok untuk kurban, dijamin kualitasnya dan sudah dirawat dengan baik,” tambah Arifin.
Bagi masyarakat yang tertarik, Arifin juga membagikan alamat lengkap lokasi penjualan kambingnya, yakni di Dusun Tamansari, RT 3 RW 1, Desa Kranding, Kecamatan Mojo, Kabupaten Kediri.
Transparansi ini memperkuat rasa kepercayaan antara penjual dan calon pembeli, apalagi di momen penting seperti Idul Adha yang membutuhkan kejelasan dalam setiap aspek ibadah.
Melalui kanal digital dan pendekatan personal seperti ini, para penjual di daerah-daerah seperti Tulungagung dan Kediri membuktikan bahwa penjualan hewan kurban tidak lagi bergantung pada pasar tradisional saja, tetapi sudah merambah dunia digital dengan tetap menjaga keaslian, kualitas, dan kepercayaan. ***