Kediri (tahukediri.id) – Di tengah gaya hidup serba cepat, hadirnya minuman praktis menjadi kebutuhan bagi warga yang ingin tetap menikmati kopi tanpa harus meluangkan waktu untuk nongkrong di kafe. Tren itu ditangkap oleh Koh Dhanny, peracik sekaligus pemilik Kopi Saku “Seddiri”, UMKM kopi botolan yang berjualan di kawasan Jalan Dhoho setiap pagi.
Koh Dhanny membuka lapaknya sejak pukul 06.00 hingga 08.30. Meski mungil dan sederhana, lapak ini selalu menarik perhatian mereka yang sedang beraktivitas pagi.
“Awalnya saya memang suka kopi, lalu terpikir untuk membuat sendiri. Yang saya pikirkan adalah bagaimana orang bisa merasakan kopi yang pas,” ujarnya, Selasa (25/11/2025).
Berawal dari hobi, Koh Dhanny melakukan riset dan pengembangan rasa hingga menemukan racikan yang menurutnya bisa dinikmati banyak kalangan. Nama “Seddiri” sendiri merupakan singkatan dari Seduhan Sendiri, menegaskan bahwa seluruh proses mulai dari memilih biji, menggiling, hingga meracik dilakukan mandiri.
Ia menyediakan dua jenis utama: kopi klasik tanpa susu dan kopi susu dengan berbagai varian rasa. Untuk kopi klasik, racikan ini mirip Americano namun lebih ringan dengan kadar gula rendah. Sementara kopi susu hadir dengan pilihan seperti aren, original, butterscotch, hazelnut, dan varian lain yang dibawa secara bergantian. Setiap hari, ia hanya membawa sekitar 12 hingga 20 botol.
“Semua saya buat sendiri, jadi produksinya terbatas biar kualitasnya tetap fresh. Di kulkas bisa tahan kurang dari lima hari, tapi lebih baik segera dikonsumsi,” jelasnya. Bahan baku yang digunakan berasal dari beberapa supplier luar kota, seperti Malang. Biji kopi selalu digiling sendiri sebelum diolah.
Harganya pun sangat ramah di kantong. Kopi klasik dijual mulai Rp10 ribu, sedangkan kopi susu mulai Rp15 ribu. Menurut Koh Dhanny, ini menjadi salah satu alasan mengapa banyak warga, terutama pekerja pagi, menjadikan Kopi Saku “Seddiri” sebagai pilihan praktis sebelum berangkat beraktivitas.
Kepraktisan menjadi keunggulan utama produk ini. Kopi disajikan dalam botol siap minum, dingin, dan bahkan sering dalam kondisi setengah beku. “Ini cocok buat teman-teman yang mobilitasnya cepat, yang nggak punya waktu buat nongkrong tapi tetap ingin kopi kekinian,” katanya.
Selain berjualan langsung, Koh Dhanny juga memanfaatkan live streaming untuk menjangkau pembeli baru. Meski belum masuk marketplace karena masih fokus di area Kota Kediri, pemesanan bisa dilakukan lewat DM Instagram atau TikTok. Pelanggan bisa mengambil sesuai titik janjian yang disepakati.
Tiga tahun berjalan, Kopi Saku “Seddiri” membuktikan bahwa UMKM kecil dengan konsep sederhana tetap bisa bersaing selama mampu menjaga kualitas dan konsistensi rasa. Dengan harga terjangkau, proses racikan mandiri, serta kepraktisan penyajian, produk ini semakin menjadi solusi bagi warga Kediri yang ingin menikmati kopi tanpa harus berhenti lama di kedai.
Reporter: Inggar Tania Laurina

