Kediri (tahukediri.id) – Belum selesai persoalan arisan bodong yang menjerat banyak korban hingga alami kerugian mencapai Rp5 miliar, seorang warga berinisial KN melaporkan menjadi korban penipuan oleh manajemen artis abal-abal, yang dibentuk RRR (45) bersama istrinya SO (42) warga Singonegaran, Pesantren, Kota Kediri. Janji menjadi model hingga bintang iklan itu tak pernah terealisasi. Ia pun merugi hingga Rp47 juta.
Modusnya manajemen artis abal-abal ini, terduga pelaku mengajak orang tua untuk mendaftarkan anaknya pada manajemen artis yang mereka bentuk dengan biaya pendaftaran beragam. Mereka menawarkan iming-iming akan menjadikannya artis dan tampil di berbagai event dengan bayaran Rp1 juta per event. Termasuk, bisnis dengan modal investasi, baik EO maupun jual beli barang.
“Tetapi faktanya tidak ada pembagian hasil keuntungan dari event, bahkan event-event tersebut ternyata juga bohongan (tidak ada),” keluh KN.
Untuk meyakinkan korbannya, terduga pelaku menghubungi orang tua lewat akun palsu, melontarkan pujian ke anak-anak mereka, dengan bakatnya menjadi artis. Mereka juga mengklaim memiliki kantor di Jakarta dengan tim kreatif lengkap, yang belakangan diketahui palsu.
Tidak hanya di Kediri, terduga pelaku melancarkan aksinya di Jakarta, Bekasi, Tangerang hingga Bali. Korban yang terdeteksi mencapai belasan orang masing-masing merugi hingga puluhan juta. Termasuk, para vendor yang sempat disewa untuk meyakinkan agencynya.
“Yang sudah terdeteksi sekitar 16 orang. Bahkan kemungkinan bisa lebih, karena ada korban yang dari Surabaya, Sidoarjo, Madiun, dll,” jelasnya.
“Setiap kali ditagih, mereka berdalih dengan alasan klasik: orang tua sakit, kecelakaan, atau kendala mendadak. Jika ada korban yang mencoba memviralkan kasus ini, keduanya justru playing victim, berpura-pura difitnah agar terkesan tidak bersalah.” tambah KN.
Kasus ini sebenarnya telah terjadi sejak 2024 lalu. KN sempat menemui mereka dan meminta pengembalian dana, namun tak kunjung terealisasi. Meski, keduanya telah membuat surat pernyataan kesanggupan pengembalian dana.
Salah satu korban, yang dijanjikan kerjasama bisnis oleh mereka pun juga telah melaporkannya ke polisi, namun tak ada tindak lanjut. Hingga saat ini keduanya diduga masih berkeliaran dan terus mencari mangsa.

