Kediri (tahukediri.id) – Bagi masyarakat Kediri, nama Suminar Batik bukanlah hal asing. Berdiri sejak 1992, Suminar menjadi pelopor batik khas Kediri yang tak hanya mempertahankan warisan budaya, tetapi juga memperkaya khazanah seni kain tradisional lewat ratusan motif unik dan filosofis.
Nama Suminar diambil dari pendirinya, Suminarwati, yang memulai usaha batik ini dari skala UMKM. Seiring waktu, Suminar Batik berkembang pesat. Pada 2005, ia memperkenalkan lima motif batik khas Kediri seperti SLG dan Mangga Podang. Tujuh tahun kemudian, 13 motif khas lainnya dilaunching secara resmi oleh Wali Kota Kediri kala itu.
Kini, Suminar telah memproduksi lebih dari 400 desain batik, dengan tiga di antaranya telah dipatenkan. Salah satunya adalah motif Daaru Dhahana Dhita, yang memenangkan Lomba Cipta Batik Khas Kediri tahun 2021.
Yang membedakan batik khas Kediri dari daerah lain terletak pada motifnya yang sarat filosofi. Beberapa motif mencerminkan ikon lokal seperti Mangga Podang, Gunung Kelud, dan Simpang Lima Gumul (SLG). Tak ketinggalan, motif Dahana Pura atau lidah api dan gringsing yang terinspirasi dari bahasa Jawa Kuno.
“Trus Dhahana Pura ini cermin, semangat, harapan, makanya itu diangkat sebagai salah satu batik khas Kediri,” jelas Suminarwati pada reporter tahukediri.id, Senin (7/7/2025).
Adapun motif Gringsing memiliki makna simbolik sebagai penolak bala dan lambang kesuburan.
“Sebenarnya gringsing ini inteprestasinya banyak sih mbak, kaya representasi apa, nah kebetulan di Kediri ini kan salah satu tempat yang dikenal subur juga kan, karena ya itu tadi berada di antara dataran vulkanis, jadi otomatis tanahnya itu subur, itu satu, dua kaya makmur jadi mungkin filosofi kta buat kaya afirmasi untuk diri kita,” katanya.
Karakteristik lain dari batik Kediri ialah warnanya yang berani dan khas Jawa Timur.
“Mangkanya disini kaya ada warna terang gelap terus warna gelapnya ada hitam terus ada warna-warna klasik gitu tapi tetap ada warna-warna cerahnya,” terangnya.
Dari segi jenis, Suminar Batik menyediakan batik tulis, semi tulis, dan hand print. Permintaan tertinggi saat ini datang dari batik hand print karena prosesnya lebih cepat dan harganya terjangkau.
“Kalau di Suminar itu cenderung mana yang diminati, kita banyak yang hand print karena kan satu hand print itu lebih murah, lebih cepat prosesnya. Bahkan bisa custom desain. Nah orang itu yang dicari kan yang cepat, yang murah,” ujarnya.
Untuk kebutuhan khusus seperti souvenir atau hadiah dinas, batik tulis dan semi tulis juga tetap tersedia.
“Saat ini lebih banyak yang mencari buat itu (souvenir) kan biasanya ada rotasi, mutasi dinas, pindah gitu banyak ya. Dan kebutuhan souvenirnya beragam mulai dari semi tulis hingga batik tulis premium,” ujarnya.
Harga batik di Suminar Batik bervariasi, mulai dari Rp100 ribu untuk hand print, Rp200 ribu untuk semi tulis, hingga Rp150 ribuan untuk batik tulis lawasan. Lokasinya berada di Joglo Suminar Batik, Jalan KH. Dewantara 74A, Sekoto, Kecamatan Badas, Kabupaten Kediri. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti