Kediri (tahukediri.id) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dhoho Kediri mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim hujan ekstrem beberapa bulan ke depan. Fenomena La Nina yang kini aktif diprediksi akan mendorong kenaikan curah hujan di wilayah Kediri hingga 20-40 persen di atas normal.
Ketua Tim Data dan Informasi BMKG Dhoho Kediri, Satria, menjelaskan bahwa kondisi hujan di Kediri sudah menunjukkan anomali sejak November. “Curah hujan bulan November ini sudah berada di atas normal, sekitar 200 milimeter. Desember nanti akan meningkat menjadi 300 milimeter ke atas. Puncaknya terjadi di Januari, dengan intensitas lebih tinggi dari Desember,” jelasnya, Kamis (27/11/2025).
Menurut Satria, total curah hujan tahunan pada 2025 mencapai 1.500 milimeter, dan kondisi basah masih akan berlangsung hingga awal April 2026 sebelum berangsur menurun. Meski begitu, prediksi jangka panjang untuk tahun mendatang belum dapat ditentukan karena BMKG hanya bisa memetakan proyeksi hingga enam bulan ke depan.
Kenaikan curah hujan ini turut meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi basah. “Risiko yang paling sering terjadi tentu banjir, kemudian tanah longsor, dan angin kencang,” ujar Satria. Ia menambahkan bahwa angin kencang pada musim penghujan berbeda dengan puting beliung yang biasanya muncul pada masa peralihan Oktober-November.
Meski demikian, BMKG menegaskan bahwa seluruh peralatan pemantauan di Kediri telah memadai. Analisis prediksi diperoleh dari sistem superkomputer di BMKG Pusat yang kemudian ditampilkan di kantor-kantor daerah untuk kebutuhan monitoring cepat.
Satria mengimbau warga Kediri untuk aktif memantau perkembangan cuaca dari kanal resmi BMKG. “Karena curah hujan diprediksi cukup tinggi, otomatis potensi bencana juga meningkat. Kami mengimbau masyarakat tetap waspada dan mengikuti update melalui situs resmi BMKG, aplikasi di Playstore, atau akun media sosial kami,” tegasnya.
Peningkatan kewaspadaan dinilai krusial agar masyarakat dapat mengantisipasi munculnya genangan, banjir tiba-tiba, longsor di wilayah rawan, serta aktivitas luar ruang yang berisiko saat hujan lebat disertai angin kencang. ***
Reporter : Inggar Tania Laurina

