Close Menu
tahukediri.idtahukediri.id
    What's Hot

    HUT ke-150 RSUD Gambiran Kota Kediri, Hadirkan Beragam Layanan Kesehatan Spesial Rp150 Ribu

    14 Desember 2025 - 15:45

    Jelang Natal 2025, Gereja Puhsarang Kediri Jadi Magnet Peziarah dan Pusat Pengharapan Umat

    13 Desember 2025 - 17:02

    Jelang Nataru, Polres Kediri Razia Tempat Hiburan Malam, Tes Urine Massal hingga Amankan Miras

    13 Desember 2025 - 16:57
    Facebook X (Twitter) Instagram
    tahukediri.id
    • Beranda
    • News
    • Travel
      • Wisata
      • Kuliner
      • Seni & Budaya
    • Multimedia
      • Foto
      • Video
    • Tentang Kami
    • Kontak
    • Arsip
    Facebook X (Twitter) Instagram
    tahukediri.idtahukediri.id
    Home»Seni dan Budaya»Burung Perkutut: Simbol Satria Jawa yang Sarat Makna Filosofis

    Burung Perkutut: Simbol Satria Jawa yang Sarat Makna Filosofis

    Seni dan Budaya 2 Februari 2025 - 07:31
    WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Pinterest Email
    Mas Azis, pecinta Burung Perkutut. [foto : Tangkapan Layar Youtube Blangkon Muter].
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Kediri (tahukediri.id) – Perkutut bukan sekadar burung peliharaan, tetapi simbol satria Jawa yang menyelaraskan hati dan jiwa. Simak makna filosofis di balik kecintaan terhadap perkutut.

    Perkutut sejak lama menjadi bagian dari budaya masyarakat Jawa. Bukan hanya sekadar burung peliharaan, tetapi perkutut memiliki nilai filosofis yang mendalam. Keberadaannya melambangkan keselarasan batin serta kebijaksanaan dalam menjalani kehidupan.

    Perkutut dan Maknanya dalam Budaya Jawa

    Mas Aziz, seorang pecinta perkutut, mengungkapkan pandangannya tentang filosofi burung ini.

    “Perkutut adalah simbol satria Jowo. Kenapa kok perkutut kok identik dengan orang Jawa. Iya tentu, karena kutut kebanyakan bisa hidup di tanah Jawa. Orang yang memelihara perkutut, orang yang suka dengan perkutut itu ibaratnya 1 dibanding 100 orang. Karena perkutut itu bukan hanya dari suaranya saja yang bisa kita nikmati, tetapi ada ketentraman hati,” katanya dikutip tahukediri.id dari saluran Youtube Blangkon Muter.

    Perjalanan Menjadi Pecinta Perkutut

    Mas Aziz mengakui bahwa awalnya ia lebih menyukai burung kicauan seperti Murai Batu. Namun, seiring waktu, ia menemukan kecocokan dengan perkutut.

    “Dari awal saya pernah memelihara burung kicauan. Pada satu titik akhirnya saya menemukan satu keinginan. Walaupun dari dulu saya suka dengan perkutut. Tetapi butuh proses mungkin. Seandainya kita bagai kaum muda sekarang disuruh milih, satu dari dua pilihan, mohon maaf burung kicauan yang lagi ngetrend contohnya murai batu. Kita gantungkan murai dan perkutut. Kebanyakan kaum muda pasti memilih Murai Batu. Karena Murai dari sisi suara dia nyaring bisa meniru berbagai suara burung, dari postur tubuh dia menawan. Tetapi tatkala seseorang memilih perkutut. Dia pasti punya laku yang lain. Bisa dicermai. Anak muda yang suka dengan perkutut, dia pasti memiliki ciri khas berbeda. Dari pertilaku, dari tutur katanya, pasti berbeda dari pemuda lain,” bebernya.

    Menurutnya, perkutut bukan sekadar burung dengan suara merdu, tetapi lebih dari itu, ia membawa ketenangan batin bagi pemiliknya.

    Katuranggan dan Makna Filosofis Perkutut

    Dalam tradisi Jawa, perkutut memiliki berbagai jenis yang masing-masing memiliki makna tersendiri. Salah satunya adalah katuranggan banyu mili, yang dipercaya membawa keberkahan dan kelancaran rezeki bagi pemiliknya. Namun, Mas Aziz menekankan bahwa hal ini bergantung pada karakter dan laku hidup seseorang.

    “Awalnya saya punya banyu mili, harapan rezeki saya lancar, tetapi katuranggan setelah kita amati, ternyata tergantung pemiliknya. Mungkin di tempat seseorang kematangan berfikir, terus laku, tirakat dan sebagainya, itu banyu mili cocok. Dia memperoleh perkutut katuranggan banyu mili, dia disayangi, diwelasi, kawulane Gusti Allah yang berbentuk hewan,” paparnya.

    Ritual dan Kedekatan dengan Perkutut

    Sebagai pecinta perkutut, Mas Aziz merasa ada keunikan tersendiri dalam memeliharanya. Dari cara memandikan hingga interaksi sehari-hari, perkutut memberikan ketenangan tersendiri bagi pemiliknya.

    “Menjelang kepala 4 ini (40 tahun) saya beranikan memelihara perkutut. Anekhnya, awalnya saya memandikan perkutut saya tidak beda. Ternyata memandikan perkutut itu seperti memandikan bayi. Dipegang pelan-pelan. Dimandikan, dan dielus-elus kepalanya. Kita lebarkan sayapnya. Kita pijat-pijat, Le tole tak dusi. Ayo adus. Ternyata perkutut itu manut. Antengo yo le. Ternyata perkutut itu bisa. Karena perkutut sendiri itu, hewan ada hati, ada otak, tetapi tidak punya akal,” imbuh dia.

    Bagi Mas Aziz, perkutut bukan sekadar burung peliharaan biasa. Ia menjadi bagian dari perjalanan hidup dan penyelarasan batin seseorang. Setiap pemilik perkutut memiliki ikatan emosional yang khas dengan burung ini, menjadikannya lebih dari sekadar hobi, melainkan bagian dari filosofi kehidupan. ***

    Burung Perkutut Jawa Makna Filosofis
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleBanjir di Plosoklaten Kediri, Puluhan Hektare Kebun Nanas Rusak, Petani Rugi Rp 500 Juta
    Next Article Kecelakaan di Gurah Kediri: Mobil Vs Motor, Balita Jadi Korban

    Info Lainnya

    7 Tahun Vakum, Napak Tilas Jenderal Soedirman Kediri – Bajulan Kembali Digelar

    12 Desember 2025 - 17:14

    Pemkot Kediri Bangun Kepedulian Generasi Muda Terhadap Warisan Budaya

    11 Desember 2025 - 18:47

    Lomba Bertutur 2025 di Kota Kediri Hidupkan Kembali Cerita Rakyat dan Kearifan Lokal

    29 November 2025 - 14:39

    Konselor Muda di Kopinang Kediri Populerkan Tarot sebagai Ruang Curhat Psikologis

    23 November 2025 - 13:44

    Kopinang, CFD Mini Bernuansa Pecinan yang Jadi Incaran Penikmat Pagi Kota Kediri

    22 November 2025 - 21:43

    Asal Usul Bantengan Kediri dari Desa Gadungan: Antara Tradisi dan Ancaman Kepunahan

    20 November 2025 - 15:44
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner

    Info Menarik!

    HUT ke-150 RSUD Gambiran Kota Kediri, Hadirkan Beragam Layanan Kesehatan Spesial Rp150 Ribu

    14 Desember 2025 - 15:45

    Jelang Natal 2025, Gereja Puhsarang Kediri Jadi Magnet Peziarah dan Pusat Pengharapan Umat

    13 Desember 2025 - 17:02

    Jelang Nataru, Polres Kediri Razia Tempat Hiburan Malam, Tes Urine Massal hingga Amankan Miras

    13 Desember 2025 - 16:57

    Adiwiyata dan Kelurahan Berseri Warnai Peringatan Hari Menanam Pohon di Kota Kediri

    12 Desember 2025 - 18:31

    Atlet Kediri Rendy Varera Sanjaya Borong Emas dan Perak di SEA Games 2025

    12 Desember 2025 - 18:26
    © 2025 TahuKediri.ID | serba tahu soal Kediri

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.