Close Menu
tahukediri.idtahukediri.id
    What's Hot

    Jelang Natal 2025, Gereja Puhsarang Kediri Jadi Magnet Peziarah dan Pusat Pengharapan Umat

    13 Desember 2025 - 17:02

    Jelang Nataru, Polres Kediri Razia Tempat Hiburan Malam, Tes Urine Massal hingga Amankan Miras

    13 Desember 2025 - 16:57

    Adiwiyata dan Kelurahan Berseri Warnai Peringatan Hari Menanam Pohon di Kota Kediri

    12 Desember 2025 - 18:31
    Facebook X (Twitter) Instagram
    tahukediri.id
    • Beranda
    • News
    • Travel
      • Wisata
      • Kuliner
      • Seni & Budaya
    • Multimedia
      • Foto
      • Video
    • Tentang Kami
    • Kontak
    • Arsip
    Facebook X (Twitter) Instagram
    tahukediri.idtahukediri.id
    Home»Seni dan Budaya»Kisah Boncolono: Maling Sakti Pemilik Ajian Rawa Rontek, Dibunuh Suruhan Belanda

    Kisah Boncolono: Maling Sakti Pemilik Ajian Rawa Rontek, Dibunuh Suruhan Belanda

    Seni dan Budaya 24 Maret 2025 - 12:54
    WhatsApp Facebook Twitter LinkedIn Tumblr Pinterest Email
    Share
    Facebook Twitter LinkedIn Pinterest Email

    Kediri (tahukediri.id) – Puncak Bukit Maskumambang, di Kelurahan Pojok, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri menyimpan kisah legenda sang maling sakti, Boncolono. Sebuah makam di tempat paling tinggi di Kota Tahu itu diyakini masyarakat sebagai bagian dari makam Ki Ageng Gentiri di Ringin Sirah, Jalan Joyoboyo yang sengaja dipisah karena ilmu atau ajian rawa rontek yang dimilikinya.

    Boncolono disebut sebagai Robin Hood Tanah Jawa, karena aksi heroiknya merampas harta benda milik Belanda dan orang-orang terkait untuk dibagikan kepada warga miskin yang berada di barat Sungai Brantas, sebagai lokasi pemerintahan Belanda kala itu.

    Aksi itu pun menjadi cerita turun-temurun yang diyakini masyarakat Kota Kediri hingga saat ini. Boncolono bahkan disebut sebagai pahlawan.

    Sejarawan dan Budayawan Kediri, Imam Mubarok mengatakan, kisah Boncolono diyakininya terjadi di sekitar abad ke-18 pascaperang Jawa.

    “Kalau setting kejadian kala itu, maka ini tidak jauh di abad 18. Karena kolonial di kala itu, mulai pendudukan dan punya semacam presiden di abad ke 18, pascaperang Jawa,” ungkap Imam.

    Menurut Imam, Boncolono memiliki ilmu rawa rontek atau pancasona. Selain kebal, dia akan kembali hidup ketika jasadnya menyentuh tanah. Beberapa kali Belanda sebenarnya berhasil menangkap Boncolono, tapi upayanya menghabisi sang maling sakti itu kandas.

    Belanda kemudian menggunakan orang-orang pribumi untuk mencari kelemahan Boncolono. Orang-orang suruhan Belanda ini yang kemudian membocorkan kelemahan ilmu Boncolono sekaligus membunuhnya.

    “Sebenarnya bukan orang-orang Belanda (yang bunuh), tapi yang melakukan orang-orang kita yang memang istilahnya dibayar oleh pihak Belanda untuk mencari kelemahannya,” tambah Imam.

    Setelah berhasil dibunuh, jasad Boncolono kemudian dimakamkan terpisah. Kepalanya ada di Ringin Sirah, tepatnya di belakang pusat perbelanjaan Kediri Mall. Di lahan kosong milik swasta, di bawah pohon beringin besar.

    Sedangkan tubuhnya ada di Bukit Maskumambang, dimakamkan bersama Tumenggung Mojoroto dan Poncolono. Konon mereka merupakan saudara seperguruan.

    Bukit Maskumambang merupakan puncak tertinggi di Kota Kediri. Untuk menuju ke astana ini, pengunjung harus menaiki sekitar 473 tangga dengan ketinggian yang cukup menantang. Lokasinya tak jauh dari kawasan Gua Selomangleng dan situs-situs Klotok.

    Boncolono Legenda Kediri
    Share. Facebook Twitter Pinterest LinkedIn Tumblr Email
    Previous ArticleSayembara Desain Pakaian Khas Kota Kediri Berhadiah Rp 15 Juta, Ini Cara Daftarnya!
    Next Article Sosialisasi Program MBG di Kediri, DPR RI dan BGN Ajak Masyarakat Jadi Mitra

    Info Lainnya

    7 Tahun Vakum, Napak Tilas Jenderal Soedirman Kediri – Bajulan Kembali Digelar

    12 Desember 2025 - 17:14

    Pemkot Kediri Bangun Kepedulian Generasi Muda Terhadap Warisan Budaya

    11 Desember 2025 - 18:47

    Lomba Bertutur 2025 di Kota Kediri Hidupkan Kembali Cerita Rakyat dan Kearifan Lokal

    29 November 2025 - 14:39

    Konselor Muda di Kopinang Kediri Populerkan Tarot sebagai Ruang Curhat Psikologis

    23 November 2025 - 13:44

    Kopinang, CFD Mini Bernuansa Pecinan yang Jadi Incaran Penikmat Pagi Kota Kediri

    22 November 2025 - 21:43

    Asal Usul Bantengan Kediri dari Desa Gadungan: Antara Tradisi dan Ancaman Kepunahan

    20 November 2025 - 15:44
    Leave A Reply Cancel Reply

    banner

    Info Menarik!

    Jelang Natal 2025, Gereja Puhsarang Kediri Jadi Magnet Peziarah dan Pusat Pengharapan Umat

    13 Desember 2025 - 17:02

    Jelang Nataru, Polres Kediri Razia Tempat Hiburan Malam, Tes Urine Massal hingga Amankan Miras

    13 Desember 2025 - 16:57

    Adiwiyata dan Kelurahan Berseri Warnai Peringatan Hari Menanam Pohon di Kota Kediri

    12 Desember 2025 - 18:31

    Atlet Kediri Rendy Varera Sanjaya Borong Emas dan Perak di SEA Games 2025

    12 Desember 2025 - 18:26

    Urban Farming Culture Fest, Cara Karang Taruna Kediri Gaet Pemuda Kembali ke Pertanian Modern

    12 Desember 2025 - 18:22
    © 2025 TahuKediri.ID | serba tahu soal Kediri

    Type above and press Enter to search. Press Esc to cancel.