Kediri (tahukediri.id) – Warga Dusun Kepung Tengah hingga Dusun Kepung Timur, Desa Kepung, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri menanam pohon pisang di tengah jalan rusak sebagai bentuk protes sekaligus tanda peringatan bagi pengendara. Aksi ini dilakukan karena kerusakan jalan yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun tak kunjung mendapat perbaikan, meski sudah berulang kali dilaporkan, hingga sering memakan korban terlebih di musim hujan.
Aksi yang sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu akhirnya mulai mendapat atensi dari pemerintah daerah. Jalan rusak di bagian Dusun Kepung Timur mulai diperbaiki.
Salah satu warga Dusun Kepung Timur Suparman mengatakan, bukan tanpa alasan warga menanami pohon pisang di jalan berlubang. Hal tersebut sebagai tanda bagi pengendara kendaraan agar tidak ada korban jiwa lebih banyak lagi terlebih musim hujan.
“Jadi tujuannya di pohon pisang ini biar ada perhatian dari pemerintah. Soalnya banyak orang jatuh. Kok malam, siang aja ditabrak itu. Aku kasihan. Ya, kalau warga sini tahu, kalau orang lain enggak tahu gitu loh,” katanya pada reporter tahukediri.id, Kamis, (20/11).
Ketua RT 7, RW 2 Dusun Kepung Tengah Andik menambahkan, dengan adanya ditanami pohon pisang, diharap para pengendara bisa lebih hati-hati lagi, sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan.
“Ada tanda pisang itu kalau mungkin dari kepolisian itu mengakibatkan laka, itu kan. Tetapi kalau disuruh milih, mending ada tanda seperti itu dari pada enggak ada sama sekali. Dengan adanya itu sehingga orang lebih hati-hati, oh ada pohon, mungkin pelan-pelan. Tapi kalau enggak ada tanda sama sekali, jalan banter, langsung jatuh. Karena dalam itu,” jelasnya.
Andik mengungkapkan, sebelumnya kerusakan jalan antara Dusun Kepung Tengah dan Timur sejauh 400 meter sudah lama rusak parah. Pihaknya pun sudah berkali-kali melapor baik ke Desa hingga melalui kanal Halo Mas Bup sebagai keluhan, namun tak ada respon. Pihaknya pun juga sempat memperbaiki jalan kabupaten yang rusak tersebut, namun karena kembali rusak dan tak ada dana swadaya lagi akhirnya warga menanaminya dengan pohon pisang.
“Jadi, jangan semua kayak-kayak ini kabupaten, desa juga nggak pernah wewenang, kecamatan juga nggak boleh mengeluarkan anggaran untuk itu, sehingga ya dibiarkan gitu. Lah, warga itu ya warga itu kan nggak punya anggaran dari RT. Anggarannya ya swadaya masyarakat. Lah, kalau ketika kita sudah nggak punya, kemarin sudah swadaya bersak-sak lah, sekarang pas nggak punya ya adanya pohon pisang ya itu,” paparnya.
Andik bersyukur dengan viralnya jalan yang ditanami pohon tersebut akhirnya dapat atensi dari pemerintah. Ia berharap wilayahnya juga dapat segera diperbaiki.
“Alhamdulillah dengan adanya ini ya, manfaatnya ada tindak lanjut. Insyaallah disini nanti diperbaiki wong material sudah di sini. Sudah di RT kami materialnya,” tandasnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti

