Trenggalek (tahukediri.id) – Desa Sukorejo, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Trenggalek, dikenal sebagai salah satu sentra produksi genteng berkualitas. Murosit, Sekretaris Desa Sukorejo sekaligus pengrajin genteng, menceritakan perjalanan usaha genteng yang telah berlangsung sejak tahun 1981.
“Usaha genteng yang ada di Desa Sukorejo mulai ada tahun 1981. Itu berawal ada beberapa pengrajin, akhirnya secara turun-temurun terus bertambah hingga sekarang ini,” ujarnya dikutip tahukediri.id dari saluran youTube resmi Kominfo Trenggalek, pada Senin 24 Februari 2025.
Bertahan di Tengah Krisis
Menurut Murosit, industri genteng sempat mengalami tantangan berat pada tahun 1998 saat krisis moneter melanda Indonesia.
“Pengrajin genteng itu banyak sekali pada tahun 1998 pada saat krisis moneter, banyak yang mengalami kolab, atau apa, dan sebagian juga banyak berhenti, dan sebagian ada yang terus berjalan sampai sekarang,” katanya.
Meski begitu, usaha genteng di Sukorejo berhasil bertahan dan terus berkembang.
Proses Produksi Genteng
Proses pembuatan genteng di Sukorejo telah mengalami modernisasi. “Seiring dengan perkembangan zaman, mulai ada mesin cetak, ada mesin pengolah tanah, mesin pres,” jelas Murosit. Bahan baku genteng berasal dari Nglayur dan daerah sekitar seperti Wonoanto dan Jatiprahu.
“Bahan itu kita datangkan, kita aduk dengan kaulin yang asli dari Nglayur. Kemudian dikasih air, diaduk, dan diselep ke dalam mesin penggilingan. Lalu menjadi pres presan bata pres. Lalu langsung dicetak,” paparnya.
Setelah dicetak, genteng menjalani proses perapian atau sisik, penjemuran, dan pembakaran selama 2 hari 2 malam. “Setelah selesai, dibakar selama 2 hari 2 malam. Lalu didinginkan selama 3 hari. Insya Allah genteng sudah siap dipasarkan,” tambah Murosit.

Jenis-Jenis Genteng Sukorejo
Genteng Sukorejo memiliki beragam jenis, masing-masing dengan keunggulan tersendiri. Berikut beberapa di antaranya:
1. Genteng Pentul atau Kodok : Umumnya digunakan untuk gedung sekolah karena sifatnya rapat.
2. Genteng Press : Ringan dan rapat, cocok untuk proyek sekolah dan rumah di pedesaan.
3. Genteng Mantili : Mirip dengan genteng press, tetapi lebih besar ukurannya.
4. Genteng Gelombang : Memiliki tampilan elegan seperti seng kluntung, meski bebannya agak berat.
5. Genteng Bassege : Lebih besar dan elegan, dengan beban yang berat.
6. Genteng Plat : Menyerupai genteng pabrikan dengan tampilan lurus seperti plat.
Ketahanan dan Keunggulan Genteng Nglayur
Murosit menekankan bahwa ketahanan genteng bergantung pada proses pembakaran. “Yang penting pembakaran kuat, insya Allah selamanya tidak akan mengganti. Kalau lama, itu kelemahannya lumut. Kecuali kalau dicat, bertahan lama,” ujarnya.
Keunggulan genteng Nglayur terletak pada bahan baku asli dan proses pengolahan yang teliti. “Dibandingkan dari produk lain, Insya Allah Produk Nglayur ini lebih berkualitas,” tambahnya.
Pemberdayaan Tenaga Kerja
Usaha genteng di Sukorejo juga menjadi sumber penghidupan bagi banyak warga, tidak hanya dari Desa Sukorejo tetapi juga dari luar desa dan kecamatan.
“Alhamdulillah untuk pemberdayaannya, kita juga melibatkan banyak sekali tenaga kerja. Tidak hanya Sukorejo, tetapi dari luar desa. Bahkan dari luar kecamatan yang kita berdayakan,” kata Murosit.
Pemasaran dari Manual ke Digital
Dulu, pemasaran genteng dilakukan secara manual melalui pedagang atau agen. Namun, seiring perkembangan teknologi, pemasaran kini beralih ke platform digital.
“Mengikuti perkembangan zaman, akhirnya muncul HP. Lama kelamaan, mereka cukup telpon saja. Kemudian di era digitalisasi seperti ini, menggunakan media tersebut untuk melakukan penjualan online. Alhamdulillah rata-rata banyak sekali pemasaran genting kami lewat online tersebut,” ujar Murosit.
Harapan ke Depan
Murosit berharap adanya pendampingan dari dinas terkait untuk meningkatkan kualitas dan pengelolaan usaha genteng Sukorejo. “Mudah-mudahan Genteng yang ada di Sukorejo ini ada pendampingan dari dinas terkait, dalam arti dalam pengelolaan dan perkembangannya, mungkin ada jenis pelatihan untuk mutu dan kualitas,” harapnya. ***