Kediri (tahukediri.id) – Ratusan warga dari tiga desa yakni Desa Sugihwaras, Desa Sempu, dan Desa Ngancar, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri menggeruduk kantor kecamatan setempat, pada Rabu (27/8/2025). Mereka melakukan aksi penolakan terhadap tambang pasir.
Menurut mereka, pertambangan pasir yang berlokasi di perbatasan Desa Sempu dan Sugihwaras, tepatnya di aliran sungai lahar Petung Kobong tersebut tidak ada manfaatnya. Justru, pertambangan memberikan dampak negatif yang merugikan.
“Saya juga menyaksikan keluarnya izin dari PSDM Pemprov Jawa Timur yang sudah beredar itu sama sekali tidak melibatkan masyarakat nah artinya ini apa yang terjadi padahal keluar izin itu harusnya kan melalui beberapa kajian melalui beberapa penelitian termasuk pelibatan masyarakat” kata Ahmad Hadi Rosid, salah satu warga Desa Sempu.
Rosid menambahkan, semenjak adanya penambangan tersebut sumber mata air di Desa Sugihwaras menjadi lebih mengecil. Akibatnya, berdampak pada Desa Sempu dan Desa Ngancar yang mengambil sumber air dari mata air yang sama.
Kemudian kegiatan penambang juga akan mengganggu aktivitas masyarakat yang akan bertani atau mencari rumput
“Nah kalau itu, wilayah itu nanti ditambang akan jadi rusak, banyak pohon-pohon yang tumbang, banyak tanaman yang harus rusak terus akan mempengaruhi debit mata air yang sampai hari ini masih belum selesai penambangan itu ,” imbuhnya.
Ia berharap pertambangan pasir yang dimulai sejak tanggal 24 Agustus tersebut segera ditutup agar tidak memliki dampak yang lebih luas.
“Kami sangat berharap bahwa tolong jeritan kami masyarakat itu kita menolak kebenaran tambang itu karena tidak ada manfaat positif sama sekali manfaat positif sama sekali bagi masyarakat di sekitaran lokasi tambang itu sama,” jelasnya.
Sementara itu, Plt Camat Ngancar Moh Muthoin, menyampaikan bahwa pihaknya juga merasa tidak tahu menahu terkait izin pertambangan tersebut.
“Kalau yang jelas saya pribadi tidak pernah menandatangani masalah perizinan di tambang tersebut,” ujarnya.
Namun pihanya menegaskan akan menyelesaikan masalah ini secepatnya agar tidak membuat kemarahan warga lebih besar
“Kalau kami ya secara tegas tadi kan muspika sudah siap bawa, resikonya setiap kami menanggung berarti kan harus sama diselesaikan. Kalau menutup sementara, ya kita tutup sementara,” tandasnya. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti