Kediri (tahukediri.id) – Di tengah ramainya pengunjung Kopi Pagi Pecinan Ngangeni atau Kopinang di Kota Kediri, sebuah tenant bernama Bincang Tarot justru menjadi salah satu titik yang paling banyak menarik perhatian. Bukan karena aura mistis atau kisah-kisah gaib, melainkan karena pendekatan baru yang ditawarkan, tarot sebagai ruang curhat psikologis.
Tenant ini diisi oleh Raga, seorang Tarot Counselor yang memperkenalkan tarot sebagai media konseling diri bagi anak muda maupun orang dewasa dengan pendekatan yang logis dan humanis, pada Sabtu (22/11).
Raga, yang mengusung slogan “Your Personal Counselor”, telah berkecimpung di dunia tarot sejak 2009. Meski kini berdomisili di Kediri, layanan tarotnya banyak diakses secara daring oleh klien dari berbagai daerah.
“Base-ku memang online. Dulu waktu masih di Malang klienku banyak dari sana, tapi sekarang kebanyakan online lewat Instagram, TikTok, atau WhatsApp. Kalau offline tetap bisa, tapi harus booking dulu,” ujarnya.
Ia mengaku awalnya hanya iseng mencoba, namun ternyata menemukan kenyamanan baru, yaitu mendengarkan orang lain, membantu memecahkan masalah, sekaligus menjadi ruang aman bagi mereka yang tak punya tempat untuk bercerita.
“Ternyata nyaman ya saat bisa mendengarkan cerita orang dan sama-sama mencari solusi. Jadi akhirnya aku pasarkan saja, biar siapa pun yang butuh tempat berbagi bisa datang ke sini,” katanya.
Tak heran jika tenantnya ramai dan membuat penasaran pengunjung yang berlalu lalang, terutama oleh generasi muda. Raga menyebut sekitar 70 persen kliennya adalah Gen-Z, sementara sisanya berasal dari kalangan paruh baya, baik ibu-ibu maupun bapak-bapak. Ia juga aktif hadir di berbagai titik keramaian, termasuk CFD dan beberapa event komunitas.
Menariknya, Raga memiliki latar belakang pendidikan psikologi dan lulusan Universitas Brawijaya. Meski tidak mengambil jalur psikolog profesional, ia merasa pendekatan konseling melalui tarot lebih cocok dengan dirinya. “Aku lebih suka pendekatan interpersonal lewat tarot. Bukan mistis ya, tapi lebih ke psikologi, intuisi, dan logika,” tegasnya.
Soal stigma mistis yang sering melekat pada tarot, Raga memilih bersikap terbuka. “Kalau ada yang bilang mistis, ya tidak apa-apa. Itu pandangan masing-masing. Tapi aku akan memberikan pemahaman bahwa tarot itu bukan mistis, ini ruang berbagi cerita yang kita pecahkan bersama,” jelasnya.
Di Kopinang, Bincang Tarot hadir bukan sekadar hiburan iseng, melainkan ruang aman bagi siapa pun yang sedang mencari arah, butuh teman cerita, atau ingin memahami dirinya lebih dalam. Dengan pendekatan psikologis yang hangat, Raga berhasil mengubah cara pandang banyak orang tentang tarot, dari sekadar ramalan menjadi sebuah proses refleksi diri.
Tarot bukan soal menebak masa depan, melainkan tentang bagaimana seseorang memahami dirinya hari ini. Dan di tengah hiruk-pikuk Kopinang, ruang kecil bernama Bincang Tarot itu menjadi tempat banyak cerita menemukan jalan pulangnya. ***
Reporter : Inggar Tania Laurina

