Kediri (tahukediri.id) – Karnaval Desa Keling atau lebih dikenal dengan Keling Carnival merupakan kegiatan rutin yang diselenggarakan Desa Keling, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri setiap tahunnya untuk memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia di bulan Agustus.
Namun berbeda dengan tahun sebelumnya, tahun 2025 ini pihaknya menggunakan jalur dalam alias jalur desa, tepatnya di Dusun Jegles. Hal ini dilakukan guna mematuhi regulasi dari Pemerintah Kabupaten Kediri mengenai aturan Penggunaan Sound System Pada Pawai di Kabupaten Kediri.
“Karena kita ada aturan terkait karnaval di Kabupaten Kediri, baru kali ini kita mengadakan di jalur dalam ataupun jalan desa, benar-benar tidak menggunakan jalur protokol,” terang Ketua Panitia Keling Carnival, Didin Saputra.
Pihaknya juga hanya menggunakan beberapa sound system untuk pelaksanaan Keling Carnival dengan tema The Movie pada Sabtu, 2 Agustus 2025.
Menurut Didin hal ini juga ingin menyadarkan masyarakat Desa Keling pada umumnya bahwa kegiatan karnaval bukan hanya sebatas sound horeg tetapi juga untuk menumbuhkan kreativitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
“Harapannya semakin tahun semakin banyak masyarakat Desa Keling yang sadar ternyata karnaval itu bukan hanya sound horeg, karnaval itu bisa berkarya, bisa membuat beragam karya seni seperti kostum-kostum karnival dan juga kaya pertunjukan tari seperti itu, karena kita harapkan mereka itu membuat kostum-kostum, membua semacam odong-odong untuk karnival itu bisa pertumbuhan ekonomi baik itu bisa disewakan atau bisa dijual,” jelasnya.
Didin melanjutkan, mungkin kedepan kegiatan karnival ini hanya akan menunjukkan kreativitas masyarakat tanpa adanya sound system.
Meski begitu, pelaksanaan karnaval di jalan desa tersebut menuai pro-kontra bagi penikmat pertunjukan berbagai macam kostum unik yang diselenggarakan setiap tahunnya tersebut. Salah satunya adalah Yuli, warga Desa Darmawulan yang tak pernah absen meliha pertunjukan karnaval merasa tahun ini tidak lebih ramai dari tahun sebelumnya.
“Lebih rame tahun kemarin mbak, soale gak enek sound-sound ne mbak jadi nggak rame, terus ini jalannya juga kurang lebar, tahun kemarin kan lewat jalan raya mbak. Kalau kostumnya ya sama aja,” katanya pada reporter tahukediri.id.
Namun hal berbeda dirasakan Rini, warga Desa Tertek yang mengaku atmosfer karnaval tahun ini lebih ramai dibanding sebelumnya, begitu juga dengan kostum yang ditampilkan lebih bagus.
Menurutnya menggunakan jalur desa lebih baik, karena menganggap karnaval ini ditujukan untuk masyarakat desa.
“Ya menurut saya bagusan lewat desa lah kan nontonnya juga orang desa-desa. Ini saya juga pertama nonton di sini, sebelumnya di pinggir jalan raya,” ujarnya.
Keling Carnival tahun ini diikuti oleh 22 peserta yang terdiri dari instansi maupun masyarakat umum, mulai dari anak-anak kalangan posyandu, Paud hingga dewasa. ***
Reporter : Nanik Dwi Jayanti